A. Apakah Uang Itu?
Uang
adalah Persediaan aset yang siap digunakan untuk bertransaksi.
Fungsi Uang :
·
Alat Tukar
·
Satuan Pencatatan
·
Penyimpan Nilai
Dari fungsi utama ini diturunkan menjadi
fungsi turunan :
·
Alat pembayaran yang sah
·
Alat penimbun kekayaan
·
Alat pemindah kekayaan
·
Alat pendorong kegiatan ekonomi
Jenis Uang
·
Fiat Money (Uang atas-unjuk) : uang menurut dekrit pemerintah dan tidak memiliki nilai intrinsik
·
Commodity Money : uang yang punya nilai intrinsik
Perkembangan Uang Atas-Unjuk
(Fiat Money)
Pada mulanya Pemerintah menggunakan emas sebagai mata uang. Namun karena emas mahal
dan kemurnian serta beratnya harus diverifikasi, maka Pemerintah lalu menerima emas dari publik
untuk ditukar dengan sertifikat emas. Sertifikat emas itu dapat ditukar lagi dengan emas.
Akhirnya karena tak ada yang meminta emas lagi
dan semua orang menerima sertifikat/
kertas, maka kertas itu memiliki nilai
dan berperan sebagai uang.
Pengendalian Jumlah Uang
Beredar
Penawaran uang adalah (Money Supply) adalah Jumlah
uang yang tersedia dalam perekonomian. Kebijakan Moneter adalah Hak tunggal
yang dipunyai Pemerintah melalui Bank Sentral dalam melakukan kontrol terhadap
jumlah uang beredar dan untuk mencetak uang.
Pengendalian jumlah uang beredar biasa dilakukan
dengan:
·
Operasi pasar terbuka : membeli (meningkatkan
jumlah uang beredar) dan menjual obligasi pemerintah (menurunkan jumlah uang
beredar)
·
Mengubah persyaratan cadangan : tidak pernah
benar-benar digunakan
·
Mengubah tingkat diskonto yang bank-bank
anggota (tak memenuhi persyartan cadangan) bayar untuk meminjam dari bank
sentral
Pengukuran Jumlah Uang Beredar
C + M1 = M2
C = Mata
uang (Kertas dan Koin)
M1 =
C + Demand Deposit, Traveler’s Cheque, Other
Checkable Deposit
M2 = M1 + Retail Money Market
Mutual Fund Balance, Saving Deposit, Small Time Deposit
B.
Teori Kuantitas Uang
Persamaan Transaksi dengan
Jumlah Uang Beredar
M X V = P X T
M = Jumlah Uang Beredar
V = Kecepatan Perputaran Uang
Dalam Transaksi Satu Periode
P = Harga
T = Transaksi
Persamaan Income dengan Jumlah
Uang Beredar
M X V = P X Y
M = Jumlah Uang Beredar
V = Kecepatan Perputaran Uang
Dalam Transaksi Satu Periode
P = Harga (Deflator GDP)
Y = Pendapatan (Riil GDP)
P + Y = Nominal GDP
Fungsi Permintaan Uang dan
Persamaan Kuantitas
Fungsi permintaan uang (money demand function)
adalah persamaan yang menunjukkan penentu keseimbangan uang riil yang orang
ingin pertahankan. Fungsi permintaan uang adalah sebagai berikut :
P = Harga
Y = Pendapatan
Asumsi Perputaran Uang Konstan
Dengan asumsi bahwa V adalah
konstan maka :
M X V = P X Y
menjadi
:
M X Û = P x Y
maka jumlah uang beredar
menentukan nilai uang dari output suatu perekonomian / GDP Nominal / PY.
Tiga building block dalam
teori yang menjelaskan tingkat harga dalam perekonomian, yaitu :
·
Faktor
produksi dan fungsi produksi menentukan level output (Y)
·
Jumlah
Uang Beredar menentukan Nominal PY (GDP Nominal) – Kesimpulan dari asumsi constant
velocity
·
P
/ GDP Devlator adalah rasio antara Nominal Output / PY / GDP Nominal dengan
Level Output / Y / GDP Riil
C.
Seigniorage : Penghasilan dari Pencetakan Uang
Seigniorage adalah peningkatan penerimaan pemerintah
melalui pencetakan uang. Pencetakan uang ini mengakibatkan kenaikan jumlah uang
beredar, dan akhirnya menyebabkan inflasi. Pencetakan uang ini memiliki dampak
yang sama dengan menetapkan pajak inflasi. Jika kegiatan pencetakan uang ini
dilakukan terus-menerus dapat memicu hiperinflasi.
D.
Inflasi dan Tingkat Bunga
Inflasi
adalah Kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum.
Dua Tingkat Bunga : Riil dan
Nominal
Pada saat menabung, bunga yang diterima adalah bunga nominal. Bunga nominal ini diperoleh dari bunga riil yang
ditambah dengan tingkat inflasi pada
tahun yang bersangkutan,
yang dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
r = i - ∏
r =
bunga riil
i =
bunga nominal
∏ = tingkat
inflasi
The Fisher Effect
Persamaan Fisher menunjukkan pengaruh bunga riil
dan tingkat inflasi terhadap bunga nominal.
i = r + ∏
Dua Tingkat Bunga Riil : Ex
Ante dan Ex Post
Tingkat
bunga riil ex ante adalah tingkat bunga riil yang diharapkan peminjam dan
pemberi pinjaman ketika kesepakatan dibuat.
Tingkat
bunga riil ex post adalah tingkat bunga riil yang terealisasi (aktual).
Pada
kenyataannya, kita tidak bisa mengetahui berapa sebenarnya tingkat inflasi
aktual. Akibatnya, persamaan fisher akan lebih tepat kalau menjadi
i = r + ∏ e
E.
Tingkat Bunga Nominal dan Permintaan Uang
Biaya Memegang Uang
Tingkat bunga nominal mempengaruhi pilihan
masyarakat untuk menyimpan uang di bank atau pilihan lain seperti obligasi.
Biaya yang timbul akibat adanya pilihan ini disebut biaya memegang uang. Sehingga, fungsi permintaan uang dapat ditulis:
(M/P)d = L(i,
Y)
Permintaan terhadap likuiditas keseimbangan uang
riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga nominal (i). semakin
tinggi tingkat pendapatan, semakin besar
permintaan untuk keseimbangan uang riil.
Teori
Kuantitas Uang : Permintaan dan Penawaran
uang akan memengaruhi
tingkat harga, dan tingkat harga akan
memengaruhi tingkat inflasi.
Fisher
Effect : tingkat inflasi akan mempengaruhi tingkat
bunga nominal.
Biaya
memegang uang : tingkat bunga nominal
akan mempengaruhi permintaan uang dimasa yang akan datang
F.
Biaya Sosial dari Inflasi
Pandangan Awam dan Respon
Klasik
Orang awam menganggap Inflasi menyebabkan mereka semakin miskin. Meskipun gaji mereka di
naikkan, namun kenaikan
harga lebih tinggi dari kenaikan gajinya.
Sementarai itu, ekonom klasik menganggap Inflasi
hanya merupakan perubahan unit pengukuran saja, jika harga-harga secara umum
naik dua kali lipat, maka gaji juga akan meningkat dengan jumlah yang sama. Ekonom klasik menyatakan bahwa biaya sosial dari inflasi sangatlah
kecil.
Biaya Inflasi Yang Diharapkan
Bila tingkat inflasi
adalah sesuai yang diharapkan, maka tetap saja akan ada akibat yang harus
ditanggung, yaitu :
·
Shoelather Cost adalah biaya memegang uang yang tinggi, karena jika orang hanya ingin memegang uang dalam jumlah kecil, maka dia harus lebih
sering ke Bank.
·
Menu Cost adalah biaya yang harus dikeluarkan
produsen karena perubahan tingkat harga barang yang dihasilkan.
·
Hukum
pajak yang tidak adil. Contohnya: Jika kita membeli saham, kemudian tahun depan kita menjualnya maka ada keuntungan yang kita
peroleh. Keuntungan ini sebenarnya adalah karena harga saham mengikuti tingkat
inflasi (bukan keuntungan riil), tapi kantor pajak tetap saja menarik pajak
penghasilan atas keuntungan penjualan saham kita.
·
Ketidaknyamanan
hidup karena harga yang terus berubah tak menentu
Biaya
Inflasi yang Tidak Diharapkan
Sementara itu, jika tingkat inflasi tidak sesuai
dengan yang diharapkan, maka akibatnya dapat dibagi menjadi dua :
(1)
Jika
ternyata tingkat inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, maka debitur untung dan
kreditur rugi. Namun jika ternyata tingkat inflasi lebih rendah dari
ekspektasi, maka kreditur untung dan debitur rugi.
(2)
Orang
yang pendapatan pensiunnya tetap. Jika inflasi lebih tinggi dari harapan maka
penerima pensiun dirugikan, namun jika lebih rendah maka perusahaan dirugikan.
Keuntungan
Inflasi
Ada keuntungan dari
inflasi—banyak ekonom berkata bahwa sedikit inflasi akan membuat pasar tenaga
kerja berjalan lebih baik. Mereka mengatakan inflasi “meminyaki roda” pasar
tenaga kerja.
G.
Hiperinflasi
Hiperinflasi didefinisikan
sebagai inflasi yang melebihi 50 persen per bulan dan lebih dari 1 persen per
hari.
Biaya seperti shoelather cost dan menu
cost jadi lebih tinggi dengan hiperinflasi dan sistem pajak juga
terdistorsi. Kemudian, ketika biaya jadi terlalu besar dengan hiperinflasi, uang
kehilangan perannya sebagai penyimpan
nilai, unit hitung dan media pertukaran.
Hiperinflasi biasanya
diawali dengan defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dengan mencetak uang (seigniorage). Hiperinfalsi dapat diakhiri dengan reformasi fiskal, antara lain dengan
mengurangi belanja dan meningkatkan pajak.
H.
Dikotomi Klasik
Para ekonom menyebut
pemisahan determinan variabel riil dan nominal adalah dikotomi klasik
(classical dichotomy). Penyederhanaan teori ekonomi ini menyatakan bahwa perubahan jumlah uang
beredar tak mempengaruhi variabel riil.
Pandangan
klasik menyatakan ketidakrelevanan uang
untuk variabel riil.
Pandangan ini disebut netralitas moneter (monetary
neutrality). Pandangan
ini dapat mendekati benar jika digunakan untuk belajar
isu-isu jangka-panjang.
Sumber : macroeconomics 7th mankiw
resume oleh : rohmad adi siaman sst akt., m.ec.dev.
Sumber : macroeconomics 7th mankiw
resume oleh : rohmad adi siaman sst akt., m.ec.dev.
Posting Komentar