HSI 1.21: Cinta Kepada Alloh

cinta kepada alloh
(Photo credit: Wikipedia)
Mencintai Allah merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang muslim merendahkan dirinya di hadapan Allah, mengagungkan Alloh, yang akhirnya membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi apa yang Alloh larang. Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik besar.

Allah ta'aalaa berfirman:

 وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ 

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allah jauh lebih besar. Dan jika seandainya orang-orang yang dzalim itu ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), mereka melihat bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)" (QS. Al Baqarah: 165) 

HSI 1.20: Riya'

riya

Riya' adalah seseorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allah, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riya' hukumnya haram dan dia termasuk syirik kecil yang samar, tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Riya' adalah diantara sebab tidak diterima amal ibadah seseorang, bagaimanapun besar amalan tersebut. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:

 قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ 

"Allah berkata: Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalamnya maka Aku akan tinggalkan dia dan kesyirikannya" (HR. Muslim) 

HSI 1.19:Bersumpah Dengan Selain Nama Alloh

bersumpah dengan selain nama alloh
Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau bahasa arab maka menggunakan huruf wâwu, atau bâ' atau tâ'. Adapun bahasa Indonesia maka menggunakan kata: Demi. 

Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata. Misalnya: Wallahi, demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya dll. Adapun mahluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengannya. Misalnya: Demi Rasûlullâh, demi ka'bah, demi Jibril, demi langit dan bumi, demi bulan dan bintang, dll. Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap mahluk yang terlarang. 

HSI 1.18: Meramal Nasib Dengan Bintang

meramal nasib dengan bintang
Photo Credit detik.com
Bintang adalah mahluk yang menunjukkan kebesaran Allah sebagai penciptanya. Allah ta'âlâ telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa bintang ini memiliki tiga faidah:
  1. Perhiasan langit (Al Mulk : 5, Al Hijr: 16)
  2. Pelempar syetan (Al Mulk: 5, Al Hijr: 17-18, Ash Shâffât: 10)
  3. Petunjuk manusia (An Nahl: 16). Seperti mengetahui arah utara/selatan, arah daerah, arah qiblat, atau mengetahui kapan datangnya musim menanam, hujan, angin dll).
Allah tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain tiga perkara di atas. Seorang salaf Qatâdah bin Di'âmah As Sadûsi -seorang ulama meninggal kurang lebih tahun 110 H- rahimahullah menjelaskan bahwa barangsiapa yang meyakini bahwa bintang memiliki faidah yang lain selain tiga hal di atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu. Dikeluarkan Al Imam Al Bukhâri dalam Shahîh beliau secara mu'allaq. 

HSI 1.17: Tathayyur (Merasa Sial dengan Sesuatu)

tathayyur karena gagak hitam
(Photo credit: Fukecha Nabil)
Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu, seperti melihat tabrakan, atau kucing lewat, atau orang berkelahi, atau burung tertentu dan yang semisalnya; kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dll. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:

 مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ 

"Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad, dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullâh)

Link Akun dan Page Facebook Resmi Ustadz Ahlusunnah Indonesia


Berikut adalah kumpulan link akun dan link page Facebook para ustadz ahlusunnah di Indonesia. Penyebutan link di bawah ini diurutkan berdasarkan abjad.
Penulis menyadari bahwa masih banyak link Facebook lain yang belum tertulis di sini dan itu karena keterbatasan pengetahuan penulis. Sehingga jika terdapat link ustadz yang tidak ada di sini bukan berarti ustadz tersebut bukanlah ustadz ahlusunnah.
Wallahu a'lam bishawwab
 
NB. Saran penambahan daftar di atas, silahkan tuliskan dalam komentar.

HSI 1.16: Perdukunan

Perdukunan
(Photo credit: Wikipedia)
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang gaib, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, seperti mengetahui barang yang hilang dan pencurinya, ramalan nasib dll. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut dengan cara-cara tertentu seperti dengan melihat bintang, menggaris di tanah, melihat air di mangkok, dll. Dengan ini para dukun memakan harta manusia. 

Ketahuilah bahwa perdukunan dengan namanya yang bermacam-macam adalah perkara yang diharamkan dalam agama Islam. Ilmu gaib yang mereka akui, pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. Sedangkan cara-cara di atas hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan setan. Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke neraka.

Kesalahan-Kesalahan di Bulan Ramadhan Oleh Ustadz Firanda Andirja

Ringkasan kajian Ustadz Firanda Andirja bertema "Kesalahan-Kesalahan di Bulan Ramadhan" pada tanggal 22 Sya'ban 1435 H (21 Juni 2014) di Masjid Al-Ghuroba, Rawamangun. 

Kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan umat muslim ketika bulan Ramadhan di antaranya :
  • Menjadikan hisab sebagai penentu 1 Ramadhan
Hisab adalah metode untuk mengetahui munculnya hilal, namun bukan penentu 1 Ramadhan. Mulainya bulan Ramadhan ditandai dengan terlihatnya hilal, bukan munculnya hilal. Jika hilal belum terlihat, maka sempurnakanlah Sya'ban menjadi 30 hari dan ini adalah kesepakatan empat madzhab. Metode hilal ini alhamdulillah merupakan metode yang dipakai oleh Pemerintah Indonesia saat ini.

HSI 1.15 : Sihir

Sihir bermacam-macam jenisnya. Sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan syetan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang membuat syetan ridha, yaitu kufur kepada Allah dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina Al Quran atau mencela agama dll. Allah ta'âlâ berfirman:

 وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ 

"Dan bukanlah Sulaiman yang kafir, akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al Baqarah: 102).

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam: "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan" Para sahabat bertanya: Ya Rasûlullâh, apa tujuh perkara tersebut? Beliau menjawab; Syirik kepada Allah, sihir dst….(Muttafaqun 'Alaihi). 

HSI 1.14 : Berlebihan Terhadap Orang Shaleh Adalah Pintu Kesyirikan

Orang shaleh adalah orang yang baik karena mengikuti syari'at Allah, baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka. Kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan. Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan; membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita.

Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama. Namun berlebih-lebihan terhadap orang shaleh, seperti mendudukkan mereka di atas kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allah, maka ini hukumnya haram dan tidak diperbolehkan menurut agama, karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allah.

HSI 1.13 : Syafaat

Syafa'at adalah meminta kebaikan bagi orang lain. Disana ada syafa'at dunia dan ada syafa'at akhirat. Allah dan RasulNya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafa'at pada hari kiamat, diantaranya adalah Allah mengampuni seorang muslim dengan perantara doa orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafa'at. Syafa'at akhirat harus kita imani dan kita harus berusaha untuk meraihnya. 

Modal utama untuk mendapatkan syafa'at akhirat adalah tauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan, sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasallam:
 لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِىَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

"Setiap nabi memiliki doa yang mustajab, maka masing-masing nabi menyegerakan doanya. Dan sesungguhnya aku menunda doaku sebagai syafa'at bagi ummatku pada hari kiamat. Maka syafa'at tersebut akan didapatkan insya Allah oleh setiap orang yang mati dari ummatku, yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun" (HR. Muslim)

HSI 1.12 : Berdoa Kepada Selain Alloh Termasuk Syirik Besar

Berdoa kepada Alloh adalah seseorang menghadap Alloh dengan maksud supaya Alloh subhanahu wa ta'ala mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. Berdoa dengan makna di atas adalah ibadah. 

Berkata An-Nu'man Ibnu Basyirin radhiallohu 'anhu,

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ : وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata: Aku telah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Doa adalah ibadah", kemudian beliau membaca (firman Allâh) ((Dan Robbmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguh-Nya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadahah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".)) (al-Mukmin/40:60) [HR. Tirmidzi, no: 3247; Ahmad 4/267; Bukhari di dalam Adabul Mufrad, no: 1757. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni] 

HSI 1.11 : Ruqyah (Jampi-jampi)

Ar-ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang sakit supaya sembuh. Bacaan ini dibolehkan selama tidak ada kesyirikan. 

Auf bin Malik berkata,
"Kami dahulu meruqyah di zaman jahiliyah, maka kami bertanya kepada Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, "Ya Rosululloh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?" Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Sesungguhnya ruqyah tidak mengapa asal tidak ada kesyirikan."(HR. Abu Dawud disahihkan oleh Syaikh Albani) 

HSI 1.10 : Bernadzar Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik

Bernadzar untuk Alloh adalah apabila seseorang mengatakan misalnya: "wajib bagi saya mengerjakan ibadah ini dan itu untuk Alloh", "saya bernazar untuk Alloh bila tercapai hajat saya". Bernazar termasuk ibadah dan bentuk pengagungan, oleh karena itu bernazar tidak boleh dilakukan kecuali untuk Alloh subhanahu wa ta'ala. Seperti seorang bernazar untuk berpuasa untuk Alloh subhanahu wa ta'ala satu hari bila lulus ujian atau bernazar untuk umroh apabila sembuh dari penyakit dan lain-lain. 

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh : 270 

وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُهُ ۥ‌ۗ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ

"Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya."

HSI 1.9 : Menyembelih Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik Besar

Menyembelih termasuk ibadah yang agung dalam agama islam. Di dalamnya terdapat pengagungan terhadap Alloh, Rob semesta alam, dan merupakan perwujudan cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Alloh, seperti : ibadah qurban di hari raya, aqiqah, hadyu jamaah haji. Alloh subhanahu wa ta'ala telah menyuruh kita menyerahkan ibadah yang mulia hanya untuk Alloh semata. 

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al-Kautsar : 2 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah" 

HSI 1.8 : Bertabarruk (Mencari Barokah)

Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Alloh subhanahu wa ta'ala adalah Zat yang berbarokah artinya banyak kebaikannya. Alloh subhanahu wa ta'ala adalah Zat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian mahlukNya, sehingga mahluk tersebut menjadi mahluk yang berbarokah dan banyak kebaikannya. 

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ali-Imran: 96 

إِنَّ أَوَّلَ بَيۡتٍ۬ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكً۬ا وَهُدً۬ى لِّلۡعَـٰلَمِينَ 

"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Alloh letakkan untuk manusia beribadah adalah yang ada di Mekkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam." 

Ka'bah diberikan barokah oleh Alloh subhanahu wa ta'ala dan cara mendapatkan barokahnya/ kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. 

HSI 1.7 : Memakai Jimat Termasuk Syirik

Alloh 'azza wa jalla memberi manfaat dan madharat. Apabila Alloh memberi manfaat kepada seseorang maka tidak ada satupun yang dapat mencegahnya. Dan apabilan Alloh memberi musibah kepada seseorang maka tidak ada satupun yang dapat menolaknya. Keyakinan tersebut melazimkan kita untuk hanya bergantung kepada Alloh semata dan merasa cukup dengan Alloh dalam usaha untuk mendapatkan manfaat dan menghindari madhorot. Seperti dalam mencari rezeki, keselamatan, kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. 

Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti jimat, wafaq, susuk dan berbagai jenisnya. 

Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam bersabda : 

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

"Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad 4: 156.Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492). 

HSI 1.6 :Apa Itu Tauhid?

Kita harus memahami apa makna tauhid yang harus kita pelajari dan kita amalkan. Tauhid berarti :
  • Secara bahasa artinya mengesakan
  • Secara istilah artinya mengesakan Alloh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehingga dia meninggalkan semua peribadatan kepada selain Alloh, seperti beribadah kepada selain Alloh, bernadzar kepada selain Alloh, menyembelih kepada selain Alloh dan lain-lain.
Apabila seseorang beribadah kepada Alloh dan menyerahkan sebagaian peribadatan kepada selain Alloh, siapapun dia, maka inilah yang dinamakan dengan syirik yaitu menyekutukan Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam beribadah. 

HSI 1.5 :Taubat Dari Kesyirikan

Orang yang berbuat syirik kemudian meninggal dunia sebelum bertobat, maka dosa syiriknya tidak akan diampuni. Namun apabila dia bertobat sebelum meninggal maka Alloh subhanahu wa ta'ala akan mengampuni dosanya tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang didalamnya terpenuhi tiga syarat :
  1. Menyesal
  2. Meninggalkan perbuatan tersebut
  3. Bertekad kuat tidak akan mengulangi lagi
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Az-Zumar :53 

قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda
 
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

"Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai keduanya) dari Nabi beliau bersabda: "Sesunguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya." (HR. Tirmidzi dan Syaikh Albani katakan haditsnya hasan).
 
Para Shahabat Nabi sholallohu 'alaihi wasallam tidak semua lahir dalam keadaan islam, bahkan banyak yang masuk islam ketika sudah dewasa dan sebelumnya bergelimang dengan dosa kesyirikan. Supaya tidak terjerumus dalam kesyirikan, seseorang harus mempelejari tauhid dengan baik, mengetahui jenis-jenis kesyirikan, sehingga bisa menjauhi kesyirikan tersebut. 

Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

https://www.dropbox.com/s/36yb8sew77sh700/hsi%201.5.m4a



Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbinga Ustadz Abdullah Roy

HSI 1.4 :Syirik Membatalkan Amalan

Syirik adalah dosa besar yang dapat membatalkan amalan seseorang. 

Alloh berfirman dalam Surat Az-Zumar :65-66 

وَلَقَدۡ أُوحِىَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَٮِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٦٥) بَلِ ٱللَّهَ فَٱعۡبُدۡ وَكُن مِّنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ

"dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur"." 

HSI 1.3 : Bahaya Kesyirikan

Tauhid adalah amalan yang paling Allaah cintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allaah dalam beribadah) adalah amalan yang paling Allaah murkai. Allaah memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik kepada Allaah, Maka Allaah tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut. Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya masuk ke dalam syurganya Allaah Subhanahu wata’alaa. Sungguh ini adalah sebuah kerugian yg besar.

Alloh berfirman dalam Surat An-Nisa' : 48 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."

HSI 1.2 : Tauhid, Syarat Mutlak Masuk Surga

Bertauhid adalah modal bagi seorang manusia yang ingin merasakan kebahagiaan surga, meskipun sebelum masuk surga mungkin diadzab dulu di neraka karena dosa-dosanya.

Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda : 

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ

"Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, demikian pula bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan dengan tiupan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimana pun amal yang dikerjakannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

HSI 1.1 : Mengapa Kita Wajib Bertauhid

Kita wajib bertauhid karena Alloh SWT menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk bertauhid, yaitu mengesakan ibadah untuk Alloh SWT. 

Alloh berfirman dalam Surat Adz-Dzariyat 56:
  وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
"dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" 

Alloh SWT telah mengutus para Rosul untuk umatnya dengan tujuan mengajak mereka kepada tauhid. 

Alloh SWT berfirman dalam Surat An-Nahl 36:
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى ڪُلِّ أُمَّةٍ۬ رَّسُولاً أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّـٰغُوتَ‌ۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَـٰلَةُ‌ۚ فَسِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ

"dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)."

Toghut adalah segala sesembahan selain Alloh SWT. Seorang muslim yang tidak memahami tauhid yang merupakan ajaran inti agama islam sebenarnya tidak memahami agamanya, meskipun dia mengaku telah mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.

Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

https://www.dropbox.com/s/069tr1nldydenm4/hsi%201.1.mp3


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA

Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa :Manhaj Ijtihad dan Taqlid

Berikut adalah ringkasan kajian bertema "Manhaj Ijtihad dan Taqlid" yang disampaikan oleh Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa pada tanggal 1 Juni 2014 bertempat di Masjid Al-irfan (Alumni) Kampus UNJ. Bila terdapat kesalahan dalam meringkas, tolong dikoreksi.
  • Empat kajian pokok yang dibahas dalam ilmu ushul fiqih:
  1. Gambaran tentang hukum
  2. Apa saja yang bisa dan tidak bisa dijadikan dalil
  3. Kaidah merumuskan fiqih (istinbath) melalui dalil
  4. Ijtihad dan Taqlid