Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba 10: Penjelasan Kaidah Pertama Bagian 2

Kaidah Pertama Qawaidul Arba'


 ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ : ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻗُﻞْ ﻣَﻦْ ﻳَﺮْﺯُﻗُﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻣَّﻦْ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺄَﺑْﺼَﺎﺭَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﺤَﻲَّ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮَ ﻓَﺴَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘُﻞْ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ { ‏[ ﻳﻮﻧﺲ 31: ].
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: 
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati (menghidupkan) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (mematikan), dan siapa yang mengatur segala urusan? ‘Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)” (QS. QS. Yunus: 31).

Ketika ditanya pertanyaan di atas, kaum Quraisy akan menjawab Alloh. Mereka tidak menjawab latta, uzza, habal dan sesembahan mereka yang lain. Lalu mengapa mereka tidak bertakwa kepada Alloh dan berbuat kesyirikan serta menjaga diri dari azab Alloh. Sebagian dari kita masih menganggap bahwa kaum Quraisy berkeyakinan yang mencipta, memberi rezeki dan seterusnya adalah berhala mereka, padahal kaum Quraisy berkeyakinan bahwa yang melakukan itu adalah Alloh. 

Jadi kalau di zaman sekarang ada orang musyrikin yang meyakini Alloh maka itu bukanlah suatu hal yang menakjubkan. Mereka mengakui bahwa yang mencipta adalah Alloh, yang di atas dan isyarat yang lain, meskipun dalam keseharian, mereka mengagungkan selain Alloh, meyakini selain Alloh. Dan inilah yang membuat mereka tidak masuk ke dalam agama islam.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba 9: Penjelasan Kaidah Pertama Bagian Pertama

Orang kafir yang diperangi Rosululloh

Beliau mengatakan,

 ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻷﻭﻟﻰﺃﻥ ﺗﻌﻠﻢ ﺃﻥّ ﺍﻟﻜﻔّﺎﺭ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺎﺗﻠﻬﻢ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﻘِﺮُّﻭﻥ ﺑﺄﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻫﻮ ﺍﻟﺨﺎﻟِﻖ ﺍﻟﻤﺪﺑِّﺮ ، ﻭﺃﻥّ ﺫﻟﻚ ﻟﻢ ﻳُﺪْﺧِﻠْﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ ، ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ : ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻗُﻞْ ﻣَﻦْ ﻳَﺮْﺯُﻗُﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻣَّﻦْ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺄَﺑْﺼَﺎﺭَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﺤَﻲَّ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮَ ﻓَﺴَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘُﻞْ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ { ‏[ ﻳﻮﻧﺲ 31: ]
Kaidah pertama:Anda perlu mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meyakini bahwa AllahTa’ala adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur (segala urusan). Namun demikian, hal itu tidaklah menyebabkan mereka masuk ke dalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati (menghidupkan) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (mematikan), dan siapa yang mengatur segala urusan? ‘Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)” (QS. QS. Yunus: 31).

Hendaknya kita mengetahui bahwa kaum musyrikin yang diperangi oleh Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasallam di antaranya kaum beliau sendiri yaitu kaum Quraisy, mereka menyatakan, meyakini dan mengetahui bahwasanya Alloh Subhanahu Wa Ta'ala :
  1. Yang menciptakan 
  2. Yang memberikan rezeki  
  3. Yang menghidupkan dan mematikan  
  4. Yang mengatur seluruh perkara ini

Namun aqidah dan keyakinan ini tidak memasukkan kaum Quraisy sebagai orang islam. Kalau keyakinan ini dapat memasukkan kaum Quraisy ke dalam islam, tentulah tidak akan diperangi oleh Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasallam. Pengetahuan ini tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara muslim kita. Mereka mendengar dari ustadznya, gurunya, orang tuanya bahwasanya orang Quraisy, mereka menyembah berhala, seakan-akan mereka tidak mengenal Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Ketahuilah bahwa orang musyrikin mengetahui bahwa Alloh lah yang mencipta dan seterusnya, sama seperti kita, namun keyakinan itu tidak memasukkan mereka ke dalam agama islam. Berarti di sana harus ada sesuatu yang Nabi Muhammad inginkan untuk memasukkan mereka ke dalam agama islam.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba 8: Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah

Syirik Merusak Ibadah

Beliau mengatakan,
 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺎﻟَﻂَ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓَ ﺃَﻓْﺴَﺪَﻫَﺎ ، ﻭَﺃَﺣْﺒَﻂَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ، ﻭَﺻَﺎﺭَ ﺻَﺎﺣِﺒُﻪُ ، ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ؛ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺃَﻫَﻢَّ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔُ ﺫَﻟِﻚ

Jika Anda sudah mengetahui kalau syirik bercampur dengan ibadah, maka akan merusaknya, menyebabkan gugurnya semua amalan pelakunya dan menyebabkan pelakunya menjadi orang yang kekal di dalam Neraka, tentulah Anda akan mengetahui bahwa perkara yang paling penting bagi Anda adalah mempelajari masalah ini (kesyirikan)

Kalau kita sudah tahu bahaya syirik yang membatalkan amalan, maka amalan sebesar apapun kalau dia melakukan syirik akbar maka amalannya batal dari awal sampai akhir. Jika seseorang yang sejak baligh sudah melakukan amalan sholat, puasa dan lainnya kemudian saat umur 50 tahun melakukan syirik besar, maka amalannya akan dihapuskan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Seandainya engkau berbuat syirik niscaya akan batal seluruh amalanmu. Dan jadilah engkau seorang yang merugi. Kemudian orang tersebut akan kekal di neraka. Sekejap di neraka adalah musibah, apalagi jika tidak akan pernah keluar dari neraka.

 ﻟَﻌَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺃَﻥْ ﻳُﺨَﻠِّﺼَﻚَ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺸَّﺒَﻜَﺔِ
Semoga dengannya Allah berkenan membebaskan Anda dari jaring kesyirikan ini

ﻭَﻫِﻲَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ، ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻴﻪِ : } ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻَ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦ ﻳَﺸَﺎﺀ { ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ 116: ‏] . ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﺑِﻤَﻌْﺮِﻓَﺔِ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﻗَﻮَﺍﻋِﺪَ ﺫَﻛَﺮَﻫَﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺑِﻪِ
Yaitu kesyirikan kepada Allah, yang Allah Ta’ala telah berfirman tentangnya:“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang berada di bawah (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”(QS.An-Nisaa`: 116).

Pengetahuan tentang syirik bisa didapatkan dengan memahami empat kaidah yang telah Allah Ta’ala sebutkan dalam Kitab-Nya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 07 : Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid

Tauhid

Beliau berkata,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻘَﻚَ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩَﺗِﻪِ؛ ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓَ ﻻ ﺗُﺴَﻤَّﻰ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓً ﺇِﻻ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺘَّﻮْﺣِﻴﺪِ
Jika Anda telah mengetahui bahwa Allah menciptakan Anda untuk beribadah kepada-Nya, maka ketauhilah bahwa ibadah tidaklah dikatakan sebagai ibadah kecuali jika disertai tauhid

Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Alloh kecuali dia mentauhidkan Alloh dan mengesakan Alloh dalam ibadah tersebut. Jika seseorang beribadah tidak mengesakan Alloh, beribadah tidak hanya untuk Alloh, maka dia tidak dinamakan ibadah.

Beliau berkata,

 ﻛَﻤَﺎ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺼَّﻼﺓَ ﻻ ﺗُﺴَﻤَّﻰ ﺻَﻠَﺎﺓً ﺇِﻻ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓ
Sebagaimana shalat, tidaklah dikatakan sebagai shalat kecuali jika disertai dengan bersuci

Jika seseorang sholat, rukuk, sujud, berdiri namun tidak thoharoh, maka secara dhohir orang menyangka dia sholat. Padahal dia tidak thoharoh /bersuci, maka dia tidak dinamakan sedang beribadah. Alloh tidak menerima sholat seseorang yang berhadats sampai dia berwudhu. Berthoharoh adalah syarat sahnya sholat. Orang yang tidak Berthoharoh, maka belum dinamakan sholat.

Beliau berkata,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﻓَﺴَﺪَﺕ; ﻛَﺎﻟْﺤَﺪَﺙِ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄَّﻬَﺎَﺭِﺓ
Oleh karena itulah, jika syirik mencampuri ibadah, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana hadats bila mencampuri kesucian.

Syirik jika masuk ke dalam ibadah seseorang, maka ibadah tersebut akan menjadi rusak. Orang musyrikin yang meramaikan masjid, ibadah mereka gugur dan kelak akan kekal di neraka. Orang Musyrikin Quraisy memakmurkan Masjidil Haram, Kakbah, amalan mereka batal dan kekal di dalam neraka. Amalan berhaji sudah ada sebelum Nabi Muhammad, dan ada sejak zaman Nabi Ibrahim, namun caranya sudah diubah oleh orang musyrikin Quraisy. Kesyirikan dan kekufuran bisa membatalkan amalan, sebagaimana hadats bisa membatalkan sholat seseorang.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 06 : Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia

Agamanya Nabi Ibrahim 'Alaihissalam

Beliau berkata,

 ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻨِﻴﻔِﻴَّﺔَ ﻣِﻠَّﺔُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ : ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻣُﺨْﻠِﺼًﺎ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ،
Ketahuilah, semoga Allah membimbing Anda dalam mena’ati-Nya. Al-hanifiyah adalah agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam , yaitu Anda beribadah kepada Allah dengan memurnikan ibadah hanya untuk-Nya saja.

Alhanifiyyah yaitu agamanya Nabi Ibrahim. Alloh telah menyebutkan dalam Alquran, millahnya Nabi Ibrahim dan mewajibkan semua manusia untuk mengikutinya. Millah artinya adalah agama. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Millah Ibrahim Kita diperintahkan untuk mengikuti millahnya Nabi Ibrahim yang dinamakan Alhanifiyyah. Alhanifiyyah berasal dari kata alhanif yang artinya adalah mustaqim/lurus. Agama Alhanifiyyah adalah agama yang lurus kepada Alloh subhanahu wa ta'ala dan berpaling dari selain-Nya. Yang dimaksud dengan millahnya Ibrahim yang kita diwajibkan untuk mengikutinya adalah kita beribadah hanya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala dan mengikhlaskan hanya untuk Alloh bukan untuk yang lain meski hanya setitik, siapapun dia. Selain Alloh adalah mahluk, dan ibadah adalah hak istimewa hanya untuk Alloh.

Beliau berkata,

 ﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺃَﻣَﺮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﻤِﻴﻊَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﻭَﺧَﻠَﻘَﻬُﻢ ﻟَﻬَﺎ
Dengan agama al-hanifiyah inilah Allah memerintahkan semua manusia dan untuk tujuan inilah Allah menciptakan mereka,

Perintah pertama yang disebutkan dalam Alquran adalah perintah untuk bertauhid. Menyembah, menyerahkan ibadah hanya untuk Alloh semata.

Beliau berkata,

  ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﴿ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧﺲَ ﺇﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ﴾ ‏[ ﺍﻟﺬﺭﻳﺎﺕ 56: ‏]
 
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:ِ“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)” (QS.Adz-Dzaariyaat: 56).

Ini adalah hikmah diciptakannya jin dan manusia, tidak lain untuk beribadah kepada Alloh

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 05 : Makna Istighfar dan Ketaatan

Makna Istighfar

Beliau melanjutkan,

وَإِذَا أذَنبَ اسْتَغْفَر
Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar.

Beristighfar atas dosa yang dilakukan. Makna beristighfar mengandung dua perkara. Yang pertama memohon kepada Alloh agar ditutupi dosa tersebut sehingga tidak terbongkar maksiat tersebut. Istighfaro berasal dari kata ghofaro yang artinya menutupi. Yang kedua memohon agar dosanya dihapus, sehingga kelak tidak akan diazab oleh Alloh karena dosanya.

 فَإِنَّ هَؤُلاءِ الثَّلاثَ عُنْوَانُ السَّعَادَةِ
Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah ciri-ciri dari kebahagiaan.

Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi bersyukur dan apabila mendapatkan musibah dia bersabar dan apabila dia berdosa dia beristighfar kepada Alloh.

اِعْلَمْ أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِه
Ketahuilah, semoga Alloh memberikan petunjuk kepadamu, kepada ketaatan.

Beliau mendoakan semoga Alloh memberikan petunjuk kepada ketaatan yaitu mengilmui kebenaran dan mengamalkannya

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 04 : Penjelasan Doa Pengarang

Doa Pengarang

Beliau melanjutkan doa bagi pembaca,

 وَأَنْ يَجْعَلَكَ مُبَارَكًا أَيْنَمَا كُنْتََ
 
Dan semoga Alloh menjadikanmu (pembaca) diberkahi di manapun berada.

Ini juga merupakan doa yang agung. Berbarokah artinya memiliki banyak kebaikan yang langgeng dan terus-menerus ada bersama kita, memberikan manfaat. Dan orang yang berbarokah adalah orang yang banyak kebaikannya yang diberikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Ketika dia berilmu dan berbarokah, maka ilmu itu memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Begitu juga ketika dia memiliki keluangan rezeki, memiliki kekuasaan dan berbarokah, maka rezeki dan kekuasaan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Berbarokah dimana pun berada, maka dia akan selalu memperoleh barokah baik di rumah maupun luar rumah, bersama keluarga maupun bersama orang lain, dan seterusnya. Tidak ada orang yang dekat dengan dia kecuali akan memperoleh faedah dari dirinya.

Kemudian beliau melanjutkan,

 وَأَنْ يَجْعَلَكَ مِمَّنْ إِذَا أُعْطِيَ شَكَرَ،
Semoga Alloh menjadikanmu bersyukur saat diberi nikmat,

 وَإِذَا ابْتُلِيَ صَبَرَ، وَإِذَا أذَنبَ اسْتَغْفَرفَإِنَّ هَؤُلاءِ الثَّلاثَ عُنْوَانُ السَّعَادَةِ اِعْلَمْ أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِه

Dan menjadikanmu bersabar ketika ditimpa musibah, dan meminta ampun jika berbuat dosa. 

Tiga hal terakhir yang telah disebutkan di atas adalah kunci kebahagiaan. ِTidak akan terlepas kehidupan seorang manusia dari tiga perkara ini. Seorang yang tidak bersyukur maka cepat atau lambat Alloh akan mencabut nikmat tersebut. Sebaliknya jika dia bersyukur, maka Alloh akan memberikan kenikmatan di atas kenikmatan. Apabila dia bersyukur bahwasanya nikmat ini berasal dari Alloh, bersyukur dengan lisannya, menggunakan kenikmatan ini untuk perkara yang diridhoi Alloh, maka Alloh menjanjikan untuk menambah kenikmatan tersebut.Dan apakah dia kufur kepada Alloh, mengingkari kenikmatan yang diberikan kepadanya, menganggap bahwa kenikmatan itu berasal dari dirinya sendiri, dari ilmu yang dimiliki, dari usaha yang ia kerjakan. Lupa bahwasanya Alloh yang telah memberikan dan memudahkan dia memperoleh kenikmatan tersebut, maka sesungguhnya azab Alloh sangat pedih. 

Apabila dia memperoleh musibah hendaklah dia bersabar kepada Alloh. Beriman bahwa semua ini adalah takdir Alloh, yang sudah ditulis sejak 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi. Padahal langit dan bumi juga sudah diciptakan Alloh sejak waktu yang lama. Telah dituliskan umur, rezeki dan termasuk musibah. Dan tidak mungkin yang sudah ditulis akan luput dari seseorang. Maka ketika dia ditimpa musibah baik dirinya, hartanya, keluarga nya, maka hendaknya dia beriman bahwa hal ini sudah ditulis Alloh dan harus terjadi. Ketika terjadi musibah, Alloh akan memberikan hidayah kepada hati agar tenang dalam menghadapi musibah.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 03 : Penjelasan Kalimat As'alulloh Hal Kariim

 
Penjelasan As'alulloh Hal Kariim
Beliau mengatakan

أسأل الله الكريم رب العرش العظيم أن يتولاك في الدنيا والآخرة
"Aku berdoa kepada Alloh Yang Maha Pemurah, Rob yang memiliki, menguasai arsy yang besar , supaya Alloh menjagamu di dunia dan di akhirat."

Setelah mengucapkan basmalah, beliau mendoakan kita yang membaca kitab beliau. Ini adalah adab yang sangat baik, seorang yang mengajar, mendoakan muridnya.

Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam dalam Alquran diperintahkan oleh Alloh agar mendoakan orang lain, sahabat Radhiallohuanhu. Alloh berfirman yang artinya,

"Dan hendaklah engkau wahai Muhammad, mendoakan mereka karena sesungguhnya doa yang engkau panjatkan kepada mereka akan memberikan ketenangan kepada mereka."

Doa beliau Rahimahulloh merupakan doa yang agung, karena mendoakan pembaca agar dijaga dunia berupa musibah maupun agamanya. Dijaga di akhirat mulai dari dijaga dari azab kubur sampai dijaga dari neraka.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 02 : Penjelasan Kalimat Bismillahirohmanirrohiim

Penjelasan Kalimat Basmalah

Beliau mengawali kitab beliau dengan tulisan basmalah, seperti Alloh Subhanahu Wa Ta'ala yang mengawali Alquran dengan basmalah dan Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasallam ketika mengirim risalah kepada para penguasa yang berisi dakwah islam dan tauhid juga mengawalinya dengan basmalah. Contohnya ketika Nabi Sholallohu Alaihi Wasallam mengirim risalah ke Hierocl.

Huruf "bi" dalam basmalah adalah huruf "ba" isti'anah, yaitu "ba" yang fungsinya untuk memohon pertolongan. Orang yang mengucapkan "bismillahirrohmanirrohim" artinya "Aku memohon pertolongan kepada Allah Ar-Rohman, Ar-Rohim". Orang yang mengucapkan basmalah, maka pada hakekatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Ism" artinya adalah nama, sehingga "ismillah" artinya adalah nama Alloh. Dan adalah sifat yang mufrot apabila disandarkan maka maknanya disini adalah umum.

Sehingga basmalah artinya memohon pertolongan kepada Alloh dengan semua nama Alloh yaitu Asmaul Husna, jadi bukan hanya dengan satu nama Alloh. Orang yang telah mengucapkan basmalah, berarti dia telah memohon pertolongan (beristi'anah) dengan seluruh nama Alloh.

Alloh adalah lafdhul jalalah, diambil dari kata al-uluhah yang artinya adalah Al-Ma'bud yang disembah. Lafdul jalalah adalah nama Alloh yang paling agung. Disandarkan nama-nama Alloh yang lain. Ar-Rohman dan Ar-Rohim berasal dari kata Ar-Rohmah yang artinya yang Maha Penyayang. Perbedaan antara Ar-Rohman dan Ar-Rohim menurut para ulama adalah Ar-Rohman artinya adalah Alloh Maha Penyayang dan kasih sayang disini mencakup seluruh mahluk baik mukmin maupun kafir, yang taat maupun yang bermaksiat.

Orang kafir mendapat rezeki makanan, minuman dan kesempatan hidup dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala yang merupakan bagian dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sedangkan Ar-Rohim ,maka rahmat-Nya disini adalah bagi orang beriman, contohnya adalah iman itu sendiri, diberi hidayah untuk beriman dengan rukun iman yang enam. Dan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala merupakan Zat Yang Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI Al-Qawa'idul Arba' 01: Pengantar Penjelasan Kitab Al-Qawa'idul Arba'

Pengantar Penjelasan Qawaidul Arba'

Kitab Al-Qawa'idul Arba' (Empat Kaidah) adalah kitab yang ringkas yang dikarang oleh Al-Imam As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi rahimahulloh (1115-1206H). Beliau telah belajar agama sejak kecil dengan bapak beliau sendiri dan ulama-ulama besar di zamannya, di antaranya adalah Syaikh Muhammad Khayah As-Sindy.

Beliau juga melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu seperti ke daerah Hijaz (Mekkah dan Madinah), Basrah dan hampir juga pergi ke Syam namun ada halangan. Di zaman beliau banyak terjadi kerusakan agama berupa kesyirikan yaitu penyembahan terhadap selain Alloh 'azza wa jalla di daerah beliau sendiri dan daerah tetangga. Bentuk kesyirikannya seperti pengagungan terhadap kuburan sahabat Radhiallohuanhu, pengagungan terhadap pohon yang besar. Untuk itu beliau banyak berdakwah kepada semua orang, dari yang kecil sampai yang dewasa, bahkan sampai ke keluarga kerajaan.

Usaha beliau yang lain adalah mengarang kitab, di antaranya :
  1. Al-Qawa'idul Arba'
  2. Kitaabut Tauhid 
  3. Kasyfu Syubhat 
  4. Al-Utsuluts Tsalatsah 
  5. Fadlul Islam 
  6. Ushulul Iman dan lainnya

Kitab Al-Qawa'idul Arba' berisi tentang empat kaidah agar seseorang bisa memahami apa itu tauhid dan syirik dengan kata-kata yang ringkas.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Audio HSI oleh Ustadz Abdullah Roy
Diringkas Oleh : Abu Abdul Hafiizh Rohmad Adi Siaman
Jika terdapat kekeliruan dalam ringkasan ini, tolong tulis dalam komentar.

Ringkasan HSI 7.25: Buah beriman dengan kitab-kitab Allah


Diantara buah beriman dengan kitab2 Allah yang bisa kita petik adalah:

  1. Mendapatkan keutamaan2 beriman diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam surge, dll karena beriman dg Kitab Allah adalah bagian dari mewujudkan keimanan. 
  2. Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan kasih saying-NYA kepada makhluq. Semakin mencintai-NYA karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat dan terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat. Dan bagi yang melihat kebesaran Allah ini, silahkan melihat orang2 yang hidup tanpa berpegang dengan kitab2 Allah. Mereka dalam keadaan resah, bimbang, bingung dan tidak tahu kemana arah hidupnya. 
  3. Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaan-NYA karena memberikan kepada setiap kaum syariat yang sesuai dengan keadaan mereka. Dan AlQuran sebagai kitab terakhir sesuai untuk setiap umat, setiap masa sampai hari kiamat. 
  4. Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat. 
  5. Semakin mencintai dan menghormati AlQuran dengan memperhatikan adab2 ketika membacanya demikian pula semakin mencintai orang2 yang mencintai AlQuran. 
  6. Membenci amalan2 yang bertetangan dengan AlQuran dan orang2 yang melakukaknnya. 
  7. Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh mencari hidayah dengan AlQuran dengan membaca, menghafal, mempelajari, mentadaburi, mengamalkan, berhukum dengan AlQuran dan kembali kepada AlQuran ketika terjadi perselisihan. 
  8. Bersemangat untuk membela kitab Allah dan menyebarkan Aqidah yang benar tentangnya. Dan membongkar tuduhan yang sesat yang ingin menurunkan kepercayaan terhadap AlQuran  da menjauhkan umat dari AlQuran. 
  9. Bergembira dan bersyukur kepada Allah atas karunia-NYA yang besar.
Demikian Silsilah tentang beriman kepada kitab-kitab Allah



Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.24: Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-Kitab Allah

Penyimpangan

Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-Kitab Allah, di antaranya adalah:

1.Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allah walaupun hanya satu huruf.
Qs An Nisa:136

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

Berkata Ibnu Mas’ud
Barang siapa yang kufur atau mengingkari 1 huruf dari AlQuran atau 1 ayat darinya maka sungguh ia telah kufur atau mengingkari keseluruhan.(Atsar ini dikeluarkan oleh Ath Thobari dalam tafsirnya)

2.Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut
QS Al A’raf 36

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

3.Melecehkan dan mengolok-olok
QS At Taubah 65-66

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.

4.Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut yang berupa petunjuk Allah
QS Muhammad:9

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.

Apabila seseorang membenci apa yang ada d dalam AlQuran meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kufur

5.Meninggalkan AlQuran
QS AlFurqon:30

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Para Ulama menjelaskan maksud meninggalkan adalah mencakup:
  • Tidak mau mendengarkannya
  • Tidak beramal dengannya
  • Tidak berhukum dengannya
  • Tidak mentadaburinya dan
  • Tidak berobat dengan AlQuran baik untuk penyakit hati maupun penyakit badan.

6. Ragu-ragu dengan kebenaran AlQuran.
7. Berusaha untuk mengubah AlQuran baik ladazh maupun maknanya.



Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.23: Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Seperti Taurat Dan Injil Yang Telah Diubah

 
Membaca Kitab Sebelum Alquran
Para Ulama menjelaskan hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Seperti Taurat Dan Injil Yang Telah Diubah ada dua:

1.Haram
Apabila maksudnya mencari petunjuk di dalam kitab-kitab tersebut dikarenakan tidak mencukupkan dirinya dengan Al Quran. Karena Allah telah mengabarkan bahwa kitab2 tersebut sudah diubah, sudah tercampur antara yang haq dan yang batil. Dan yang batil jelas kita tinggalkan, adapun yang haq yang selamat dan tidak diubah maka AlQuran yang dijaga Allah dari perubahan telah mencukupi kita.  Tidak ada kebaikan yang kita butuhkan di dalam agama kita kecuali sudah diterangkan di dalam AlQuran. Allah berfirman dalam AlQuran  Al  Ankabut 51

أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ
Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka

Dari Jabir Ibn Abdillah bahwa Umar bin Khattab mendatangi Nabi Muhammad ﷺ dengan membawa sebuah kitab yang dia dapatkan dari sebagian ahlul kitab. Kemudian Umar membacakannya kepada Nabi ﷺ, Maka Nabi ﷺ marah seraya berkata,
“Apakah engkau bingung di dalam agamamu wahai putra Al Khattab? Dan Demi Dzat  yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh aku telah mendatangi kalian dengan sesuatu yang putih bersih. Janganlah kalian bertanya kepada mereka yaitu ahlul kitab tentang sesuatu kerena mungkin mereka mengabarkan kepada kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya atau mereka mengabarkan yang batil kemudian kalian membenarkannya.  Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali mengikuti aku” Hadist Hasan riwayat Imam Ahmad.

Imam Bukhari menyebukan di dalam shahih Bukhari ucapan Abdullah Ibn Abbas
 
Bagaimana kalian bertanya kepada ahlul kitab tentang sesuatu sedangkan kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ lebih baru. Kalian membacanya dalam keadaan bersih tidak tercampuri dan Allah telah mengabarkan kepada kalian bahwa ahlul kitab telah mengganti kitab Allah dan mengubahnya.

Dan menulis kitab dengan tangan-tangan mereka dan mereka berkata
Ini adalah dari sisi Allah dengan tujuan menjualnya dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu yang datang kepada kalian telah melarang kalian untuk bertanya kepada mereka. Tidak , demi Allah kami tidak melihat seorangpun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan kepada kalian.

Dikuatirkn apabila sesorang membaca kitab2 tersebut akan membenarkan yang batil atau mendustakan yang benar. Atau menjadi tersesat dan terfitnah agamanya.

2.Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan AlQuran dan hadist, kuat keimananya dalam ilmu agamanya khususnya tentang masalah aqidah, tauhid dan lain2.

Tujuannya adalah ingin membantah  ahlul kitab, menerangkan penyimpangannya, menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab tersebut, menunjukkan keistimewaan AlQuran, menyingkap syubhat mereka dan juga menegakkan hujjah atas mereka. Dari Ibn Umar bahwasanya orang2 Yahudi datang kepad Rasul ﷺ kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki2 dan wanita diantara mereka telah berzina maka Rasul  ﷺ bersabda
 
Apa yang kalian temukan di dalam Taurat tentang masalah hukum rajam?

Mereka berkata kami akan membuka aib2 nya dan mereka akn dicambuk. Maksudnya mereka mengingkari ayat2 tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian Abdullah ibn Salam berkata,
Kalian telah berdusta, sesungguhnya di dalam Taurat ada ayat rajam, kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya.  Salah seorang diantara mereka meletakkan tangannya diatas ayat rajam. Maksudnya menutupi, kemudian membaca ayat sebelumnya dan sesudahnya.

Kemudian Abdullah ibn Salam berkata “angkatlah tangannmu” maka di dalamnya ada ayat tentang rajam. Mereka berkata “dia telah benar wahai Muhammad” di dalamnya ada ayat tentang rajam. Maka Rasul ﷺ menyuruh untuk merajam keduanya kemudian kedua nya dirajam.

Berkata Abdullah ibn Salam “maka aku melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah wanita tersebut ingin melindunginya dari batu. HR Al Bukhari dan Muslim. Oleh Karena itu para ulama menulis kitab2 yang membantah ahlul kitab dan membawakan didalamnya beberapa nash dari kitab2 yang ada di tangan mereka sendiri, seperti Ibn Hasm dan Abu Abdillah Al Qurtubi, Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Ibnul Qoyyim.

Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.22: Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Belum Dihapus (Nasikh) Di Dalam Kitab-Kitab Allah

Berserah Diri

Yang ke 4 diantara cara beriman kepada Kitab-kitab Allah adalah dengan Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum di dalam kitab-kitab tersebut baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.  Allah berfirman dalam QS Al Ahzab 36

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Dan dalam QS An Nisa 65

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu putuskan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Adapun hukum yang sudah dihapus maka tidak boleh diamalkan seperti masa Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya sebagaimana QS Al Baqarah 240 telah dihapus dengan QS Al-Baqarah 234 yang isinya masa iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari. QS Al-Baqarah 240

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا وَصِيَّةً لِأَزْوَاجِهِمْ مَتَاعًا إِلَى الْحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ
Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). QS Al-Baqarah 234

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا
Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari.

Dan semua kitab yang terdahulu hukum-hukumnya  telah dihapus dengan Al Quran artinya tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum2 yang ada di dalam kitab2 sebelumnya setelah datangnya Al Quran. Allah berfirman dalm QS Al Maidah 48

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu

Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum dengan Al Quran seandainya beliau masih hidup ketika Al Quran turun. Rasul bersabda
 
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya , seandainya Musa hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali mengkuti aku.” HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani.

Oleh karena itu Nabi Isa Alaihissalam yang diturunkkan kepadanya Injil di akhir zaman ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ

Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.21: Membenarkan kabar-kabar yang shahih di dalam kitab-kitab Allah

Kitab Alloh

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah membenarkan kabar-kabar shahih di dalam kitab-kitab tersebut seperti kabar-kabar di dalam Al Quran dan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum dirubah. Maksudnya wajib bagi orang yang beriman membenarkan kabar-kitab yang ada di dalam AlQuran seperti:
  • Kisah-kisah umat terdahulu,
  • kejadian-kejadian di hari kiamat,
  • Sifat-sifat surga dan neraka, dan lain-lain.

Dan kabar-kabar di dalam kitab-kitab sebelumnya  yang belum dirubah. Dan barang siapa  yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah kafir. Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil setelah terjadi perubahan pada sebagian isinya maka kabar tersebut ada 3 macam :

1.Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama Islam maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya.
Seperti Kabar Bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama keluaran Pasal 31 ayat 17. Dan Allah sebutkan di dalam Al Quran Al A’raf 54.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari,

2.Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama Islam, maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya.
Seperti kabar di dalam kitab Taurat yang berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan sifat yang tidak layak bagi sebagian nabi.

3.Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam, maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan.
Seperti sebagian perincian yang ada di dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah2 yang asalnya ada di dalam AlQuran sebagaimana disebutkan di dalam Kejadian pasal 7 ayat 17 bahwa banjir besar di jaman Nabi Nuh Alaihissalam terjadi selama 40 hari dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. Kita tidak membenarkan karena itu termasuk yang ditambah dan dirubah dan kita tidak mendustkan karena mungkin itu termasuk wahyu. Rasul ﷺ bersabda
“Janganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka akan tetapi katakannya kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami” HR Bukhari.
Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.20: Kitab Al-Quran Bagian 6

Alquran

Lanjutan dari Hak-hak Al Quran adalah:

3.Mentadaburinya
Allah telah menurunkan Al Quran untuk dimengerti maknanya dan ditadaburi. QS Shaad 29

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. 

Orang yg tidak mentadaburi Al Quran menunjukkan kesesatan hati QS Muhammad 24

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?.

Semakin orang banyak mentadaburi Al Quran dan memahami maknanya makan akan semakin bertambah keimanannya, keyakinannya dan kedekatannya kepada Allah. Semakin yakin akan kebernaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al Quran adalah dari Allah.

a.Oleh karena itu seyogyanya setiap muslim dan muslimat memperlajari Bahasa Arab yang dengannya dia bisa memahami Al Quran dan meluangkan waktunya untuk memikirkan dan mentadaburi ayat2 Allah

b.membaca tafsir2 Al Quran yang sesuai dengan aqidah Ahlu Sunnah wal jamaah seperti  Tafsir Muyassar yang diterbitkan Komplek Percetakan Al Quran Raja Fahd di Madinah  dan ini adalah tafsir yang ringkas, Dan Tafsir Ibn Katsir untuk tafsir yang agak luas, dan mengikuti kajian2 yang membahas tentang tafsir Al Quran dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para sahabat dan para salaf. Apabila seseorang ingin baca terjemah Al quran hendaknya memilih terjemah yang benar seperti terjemah Al Quran yang dikeluarkan oleh Komplek Percetakan Al Quran Raja Fahd di Madinah. Perlu dicatat bahwa tidak ada terjemah Al Quran yang tidak memiliki kekuarangan karena terjemah adalah amalan manusia.

4.Mengamalkannya
Al Quran diturunkan tidak hanya untuk dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal dan ditadaburi akan tetapi juga diamalkan yaitu dDilaksanakan perintahnya, dijauhi larangannya dan dibenarkan kabar-kabarnya baik didalam masalah aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah dan lain2. Dahulu para sahabat radhiallahu anhu selain membaca mambaca Al quran dan mengilmui mereka juga mengamalkan. Ibn Mas’ud,
”Dahulu sesorang dari kalangan kami (para sahabat) apabila mempelajari 10 ayat maka dia tidak meninggalkannya sehingga mempelajari maknanya dan beramal dengannya”.
Kalau kita tidak mengamalkan Al Quran maka Al Quran bisa menjadi hujjah atas kita. Rasul ﷺ bersabda
“Dan Al Quran menjadi hujjah untukmu atau atasmu” HR Muslim.
Menjadi hujjah untukmu – apabila kita amalkan maka bisa bermanfaat untuk kita di hari kiamat. Menjadi hujjah atasmu – apabila tidak kita amalkan maka akan memudhoroti kita di hari kiamat.
Kita memohon kepada Allah supaya Allah menjadikan kita termasuk orang2 yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al Quran baik membaca nya dengan tartil, manghafal, memurojaah, mentadaburi maupun mengamalkannya.


Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.19: Kitab Al-Quran Bagian 5

Alquran

Telah disebutkan dipelajaran sebelumnya tentang sifat-sifat dan nama-nama Al Quran dan telah jelas kedudukan dan keutamaan Al Quran.  Oleh karena itu hendaklah seorang muslim harus bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita. Diantara cara bersyukur adalah dengan menunaikan hak2  AL Quran.

Diantara Hak2 Al quran adalah:

1.Membaca dengan tartil
Al  Muzzammil :4

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan

Mentartil adalah membaca dengan pelan, dengan membaca huruf2 nya dengan baik dan dengan memperhatikan tempat2 waqaf (berhenti), panjang dan pendeknya sebagaimana dahhulu Nabi ﷺ membacanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seorang yang mahir membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dua  Pahala itu adalah pahala untuk membacanya dan pahala untuk kesulitan yang dia alami. Hendaknya setiap muslim dan muslimah belajar ilmu tajwid dari seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al Quran tersebut sebagaimana dibaca oleh Rasulullah ﷺ dan mempraktekannya dengan sering membaca Al Quran sehingga semakin mahir dia didalam membaca Al Quran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” HR Bukhari

2.Menghafal Al quran
Menghafal seluruh AlQuran  bukan fardhu ‘ain bagi seorang muslim. Yang wajib adalah menghafal yang dengannya sah sholatnya. Namun tentunya sebuah kemuliaan tersendiri bagi seorang muslim dan muslimah ketika Allah memilih qolbunya diantara sekian banyak Qolbu untuk menghafal Al Quran- Kalamullah Rabbulalamin. Membacanya kapan dia kehendaki dan semakin banyak dia menghafal tentunya semakin utama.
QS Al Ankabut 49

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ

Sebenarnya, Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Hendaklah seorang yang menghafal AlQuran memurojaah atau mengulang2 terus apa yang sudah dia hafal. Rasul ﷺ bersabda:

تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ اْلإِبِلِ فِيْ عَقْلِهَا

“Ulang-ulangilah al-Qur’an. Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh al-Qur’an itu lebih mudah lepas dari Qolbu seseorang daripada terlepasnya seekor unta dari ikatannya.” (HR Muslim)

Selain itu orang yang hafal AlQuran hendaknya sering memperdengarkan dihadapan seorang syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiatan karena kemaksiatan dg berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan AlQuran.

Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.18: Kitab Al-Quran Bagian 4

Alquran

Allah menyifati  Al Quran dengan beberapa sifat yang memiliki makna yang agung yang juga menunjukkan keutamaannya, di antara sifat tersebut adalah:

1.Azis artinya yang mulia, dimuliakan oleh Allah dengan dijaga dari segala perubahan.
QS Fushilat 41

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia (Azis).

2. Majiid artinya agung lagi mulia, maksudnya agung maknanya dan luas ilmunya.
QS Al Buruj 21


بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,

3.Karimun artinya mulia lagi banyak manfaatnya besar kebaikannya dan dalam ilmunya.
QS Al Waqiah 77

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya Al-Quraan ini adalah bacaan yang sangat mulia (kariimun)

4.Mubarak, artinya yang berbarakah. Yang banyak manfaatnya dan banyak membawa kebaikan, kebaikan bagi yang membacanya, menghafalnya, yang mendengarnya, yang mentadaburinya maupun yang mengamalkannya.
QS Al An’am 92

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ
Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;

5.Fasl artinya yang benar dan jelas memisahkan yang haq dan yang batil.
QS At Thaariq 13
Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang haq dan yang bathil.

6. Hakiim, artinya memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam.
QS Luqman 1-3

الم
Alif Laam Miim
تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ
Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat,
هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُحْسِنِينَ
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

Ayat-ayat dalam Alquran muhkam yaitu kokoh. Kokoh karena:
  • Kokoh karena datang dengan lafadz yang paling fasih dan jelas yang mengandung makna yang dalam.
  • Tidak mungkin dirubah. Kokoh krn kabar-kabar yg ada didalamnya benar sesuai dengan kenyataan.
  • Tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan bagi manusia dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan bagi manusia
  • Dan karena tidak ada pertentangan diantara ayat-ayatnya.

7.Berbahasa Arab yang jelas.
QS Asy-Syu’aara 192-195

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,

نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,

بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
dengan bahasa Arab yang jelas.

Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.17: Kitab Al-Quran Bagian 3

Alquran

Al Quran memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keutamaannya, di antaranya:
 
1.Al Quran
Nama yang paling banyak di dalam Al Quran dan inilah yang paling masyhur. QS An Nisa – 82-

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
2. Al Kitaab
Dari asal kata kataba yang artinya mengumpulkan. Dinamakan demikian karena Dia mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat. Allah berfirman dalam Al Quran : Al An’am 114-

أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci?

3.Kitabullah
Artinya Kitab Allah , QS Fatir 29

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ .........
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah

4. Al Furqon
Artinya yang membedakan. Karena dia membedakan yang benar dengan yang bathil, membedakan petunjuk dengan kesasatan, membedakan yang halal dan yang haram. QS Al Furqon -1-

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam

5.Adz – dzikru
Ada yang mengatakan arti adz dzikru adalah peringatan krn di dalamnya ada peringatan dan nasihat. Dan ada yang mengatakan artinya penyebutan krn di dalam All Quran disebutkan banyak permasalahan dan dalil2 yang jelas QS Al Hijr 9

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan (adz dzikru) Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya

6.Hablullah
Artinya tali Allah krn menyampaikan kepada ridlo Allah. QS Ali Imran 103.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,

Dalam Hadist Riwayat Muslim dikatakan :
Sesungguhnya aku telah meninggalkan dua perkara yang sangat berat di tengah-tengah kalian. Yang pertama adalah Kitabullah 'azza wajalla. Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Karena itu, ambillah dan berpegang-teguhlah kalian dengannya". Beliau memberikan motivasi terkait dengan kitabullah dan mendorongnya. Kemudian beliau bersabda lagi : "Dan (yang kedua adalah) ahlul-baitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah akan ahli baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah akan ahlul-baitku, aku ingatkan kalian karena Allah terhadap akan ahlul-baitku


Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno

Ringkasan HSI 7.16: Kitab Al-Quran Bagian 2

Alquran

4. Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur
Allah turunkan di Lauhul Mahfudz  ke langit dunia di bulan Ramadhan pada malam Lailatul Qodr. Hal ini dinyatakan dalam Alquran Surat Al Baqarah:185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an

Juga dalam Alquran Surat Al-Qodr:1

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan

Alquran turun berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan peristiwa selama 23 tahun. Yang turun sebelum hijrah  ke kota Madinah dinamakan Surat Makkiyah. Sedangkan yang turun setelah hijrah  Nabi ﷺ ke kota Madinah dinamakan Surat Madaniyah

Hikmah turunnya Alquran secara berangsur-angsur : Lebih mudah untuk dihafal, dimengerti dan diamalkan. Hal ini dinyatakan dalam Alquran Surat Al-Isra’:106

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

Juga dalam Alquran Surat Al Furqon:32

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja.
5. Alquran adalah muhaimin bagi kitab2 sebelumnya
Hal ini dinyatakan dalam Alquran Surat Al Maidah 48.

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian  terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan

Yang dimaksud dengan Muhaimin dalam ayat di atas adalah yang menjadi saksi, yang menghukumi,  yang mengemban amanat. Maksudnya adalah apa yang sesuai dengan Alquran berarti benar dan apa yang menyelisihinya berarti salah.

6. Al Quran diturunkan supaya menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan jin bukan untuk kaum/bangsa tertentu saja
Hal ini dinyatakan dalam Alquran Surat Al-Furqon:1

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam

Seandainya ada seorang nabi yang diutus kepada kaum tertentu  yang hidup pada jaman Rasul ﷺ maka dia harus ikuti Al Quran dan Syariat Nabi Muhammad ﷺ. Telah dinyatakan dalam Hadist Hasan Riwayat Imam Ahmad
“Apakah engkau merasa ragu, wahai Umar bin Khaththab? Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, sungguh aku telah membawa kepada kalian agama ini dalam keadaan putih bersih. Janganlah kalian tanya kepada mereka tentang sesuatu, sebab nanti mereka kabarkan yang benar, namun kalian mendustakan. Atau mereka kabarkan yang bathil, kalian membenarkannya. Demi yang diri Muhammad berada di tanganNya, seandainya Nabi Musa itu hidup, maka tidak boleh bagi dia, melainkan harus mengikuti aku”.

Sumber : Audio HSI Ustadz Abdullah Roy
Diringkas oleh Akh Aribowo bin Soewarno