Perjanjian perdagangan antara China dan ASEAN yang dikenal dengan ASEAN-China FTA sejak tahun 2010 memberikan dampak yang signifikan terhadap arus barang masuk dari China. Tak terkecuali pasar handphone yang banyak menerima pasokan dari China. Bak jamur di musim hujan, tidak sedikit merek handphone lokal buatan China yang bermunculan di Indonesia. Masyarakat sebagai konsumen disuguhi pilihan handphone yang semakin banyak dengan variasi harga yang relatif murah. Namun seperti lazimnya jamur yang berumur pendek, banyak merek handphone besutan China yang berguguran dan tidak terdengar lagi gaungnya. Selain karena persaingan perbebutan konsumen yang sengit, juga karena kualitas dari handphone yang sebanding dengan harganya. Akibatnya, tercipta satu stigma negatif dari masyarakat yang menganggap handphone buatan China kualitasnya di bawah standar handphone buatan negara lain. Padahal kabarnya yang terjadi adalah pengusaha domestik memesan handphone tanpa merk di China kemudian diimpor dan diberi merk untuk selanjutnya dipasarkan di Indonesia. Sehingga pengusaha handphone lokal sama sekali tidak terlibat dalam proses produksi. Meski sulit dikonfirmasi kebenaran itu, namun paling tidak itulah penjelasan paling masuk akal, karena sebagian besar merk handphone lokal itu ternyata tidak ada di China, alias hanya dijual di Indonesia.
Ketika pasar sudah mulai jenuh dengan fenomena handphone murah lokal, muncullah OPPO merk handhone asli buatan China. OPPO bukanlah pemain baru di dunia handphone. Sejak memasuki pasar handphone pada tahun 2008, OPPO telah dikenal di Asia bahkan Amerika Utara dan Eropa yang dikenal sebagai pasar produk kelas atas. Perbedaan mendasar antara OPPO dan handphone lokal adalah bahwa OPPO memegang kontrol penuh atas semua rantai proses produksi yang berjalan, sehingga OPPO bisa memastikan bahwa produk dengan kualitas terbaiklah yang disajikan kepada para konsumen. Hasilnya, pada pertengahan tahun 2012 lalu OPPO mengukir prestasi pencapaian produk berkualitasnya dengan menelurkan smartphone dengan ketebalan hanya 6,65mm dan menjadi smartphone paling tipis di dunia saat itu. Di sisi pemasaran, ekspansi pasar dilakukan tanpa henti dan pada bulan April 2013 lalu, giliran Indonesia menjadi pasar baru bagi OPPO.
Aku dan OPPO N1 |
Ketika pasar sudah mulai jenuh dengan fenomena handphone murah lokal, muncullah OPPO merk handhone asli buatan China. OPPO bukanlah pemain baru di dunia handphone. Sejak memasuki pasar handphone pada tahun 2008, OPPO telah dikenal di Asia bahkan Amerika Utara dan Eropa yang dikenal sebagai pasar produk kelas atas. Perbedaan mendasar antara OPPO dan handphone lokal adalah bahwa OPPO memegang kontrol penuh atas semua rantai proses produksi yang berjalan, sehingga OPPO bisa memastikan bahwa produk dengan kualitas terbaiklah yang disajikan kepada para konsumen. Hasilnya, pada pertengahan tahun 2012 lalu OPPO mengukir prestasi pencapaian produk berkualitasnya dengan menelurkan smartphone dengan ketebalan hanya 6,65mm dan menjadi smartphone paling tipis di dunia saat itu. Di sisi pemasaran, ekspansi pasar dilakukan tanpa henti dan pada bulan April 2013 lalu, giliran Indonesia menjadi pasar baru bagi OPPO.