HSI 5.34 : Keadaan Orang-orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat

Photo Credit : mii.fmipa.ugm.ac.id
Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa mereka di hari tersebut akan mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari kiamat. Dan mereka tidak bersedih yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan. Rasa aman ini Alloh Subhanahu wa Ta'ala berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan mereka. 

Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan rasa aman yang sempurna. Dan barang siapa yang kurang iman dan takwanya maka akan berkurang pula rasa aman yang akan dia dapatkan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Yunus : 62-64

أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢) ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَڪَانُواْ يَتَّقُونَ (٦٣) لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ‌ۚ لَا تَبۡدِيلَ لِڪَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ‌ۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (٦٤ 
Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Alloh tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak akan bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi merekalah kabar gembira di dunia dan juga di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-An'am : 82

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ 
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman, yaitu dengan kesyirikan, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Alloh dan takut adzab di hari kiamat, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menceritakan orang-orang yang beriman dalam Surat Al-Insan : 10-11

إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوۡمًا عَبُوسً۬ا قَمۡطَرِيرً۬ا (١٠) فَوَقَٮٰهُمُ ٱللَّهُ شَرَّ ذَٲلِكَ ٱلۡيَوۡمِ وَلَقَّٮٰهُمۡ نَضۡرَةً۬ وَسُرُورً۬ا (١١ 
Sesungguhnya kami takut kepada Robb kami, pada hari di mana orang bermuka masam penuh dengan kesulitan, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala menjaga mereka dari kesusahan pada hari tersebut dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati.
Umat Nabi Muhammad Shallallohu 'alaihi Wasallam akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh umat Nabi yang lain. Wajah, tangan dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu mereka di dunia (HR. Bukhari dan Muslim).
 
Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat (HR. Muslim). Ada yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan keringat dari pada yang lain.
 
Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik bagi dirinya, keluarganya maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya, maka dia akan berada di atas mimbar dari cahaya (HR. Muslim).
 
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan iman dan juga takwa. Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati. Bertakwa artinya mengamalkan kepercayaan dan keyakinan tersebut.



Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.33 : Orang-orang yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat

Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Alloh Subhanahu wa Ta'ala memuliakan sebagian manusia dengan memberikannya teduhan yaitu berada di bawah bayangan 'Arsy Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Rosulullah Shallallohu 'alaihi Wasallam bersabda :
 
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
Tujuh golongan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan teduhan kepada mereka didalam teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kemudian beliau Shallallohu 'alaihi Wasallam menyebutkan 7 golongan tersebut :
  1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya sesuai dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Alloh. Yaitu tidak menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti kebanyakan pemuda.
  3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid, maksudnya sangat mencintai masjid, diantaranya adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.
  4. Dua orang yang saling mencintai karena Alloh, bersatu karena Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan berpisah karena Alloh. Maksudnya bukan mencintai karena dunia atau karena kerabat semata tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Alloh.
  5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan kemudian laki-laki tersebut berkata "aku takut kepada Alloh", maksudnya dia meninggalkan perzinahan tersebut karena takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
  6. Seseorang yang bershodaqoh kemudian menyembunyikan shodaqah tersebut sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya. Maksudnya dia menyembunyikan shodaqoh tersebut sehingga jauh dari pandangan manusia dan pendengaran mereka.
  7. Seseorang yang mengingat Alloh dalam keadaan sendiri kemudian matanya meneteskan air mata karena takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. (Hadits Shahih Riwayat Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712).
Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasulullloh Shallallohu 'alaihi Wasallam bersabda :
 
من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله الله في ظله
Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya adalah seorang yang miskin yang kesulitan dalam membayar hutang) atau memaafkan hutangnya (maksudnya sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia teduhan" (HR Muslim).
Di dalam hadits yang lain beliau Shallallohu 'alaihi Wasallam bersabda:
Alloh akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan 'Arsy-Nya" (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallohu 'anhu).
Di dalam hadits yang lain beliau Shallallohu 'alaihi Wasallam bersabda :
 
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka Alloh akan menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat (HR. Muslim).

Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi yang kita miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan diatas dan perbanyaklah menghilangkan kesusahan orang lain. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memudahkan kita dan menghilangkan kesusahan-kesusahan kita di hari kiamat.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.32 : Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 2

Di Padang Mahsyar akan didekatkan Matahari sejarak satu mil, sehingga manusia mendapatkan kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya sampai kedua mata kaki, sampai ke dua lututnya, pinggangnya. Bahkan ada yang sampai mulutnya (HR. Muslim).
 
Salah seorang rawi Sulaim Ibnu 'Amir mengatakan,
Demi Alloh saya tidak tahu apa yang Beliau Sholallohu 'Alaihi Wasallam maksud dengan satu mil di sini. Apakah jarak atau mil yang berarti alat pencelak mata. Dan Alloh Azza Wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Di dalam waktu yang sangat lama, di Padang Mahsyar mereka menunggu hari keputusan. Satu hari di sana seperti lima puluh ribu tahun di dunia. Namun Alloh Azza Wa Jalla akan meringankan hari-hari tersebut bagi orang-orang yang beriman. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Ma'arij : 4

تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِى يَوۡمٍ۬ كَانَ مِقۡدَارُهُ ۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ۬ 
Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala pada waktu di mana satu hari di sana seperti lima puluh ribu tahun di dunia.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya orang yang tidak membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari keputusan. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti lima puluh ribu tahun di dunia. Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam bersabda,

يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ فَيُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ 
Manusia akan berdiri untuk Alloh Robbul 'Alamin pada saat itu selama setengah hari dari lima puluh ribu tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. Setengah hari tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).
Di dalam hadits yang lain Beliau Sholallohu 'Alaihi Wasallam mengatakan,
Alloh akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang diketahui. Dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun, dalam keadaan tajam pandangan mereka menuju ke langit menunggu waktu keputusan dari Alloh Azza Wa Jalla (Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabiir).
Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut, tergantung amalan seseorang di dunia. Wallohu A'lamu Bishowwab dan saat itulah manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sesaat saja. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Yunus : 45

وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ كَأَن لَّمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةً۬ مِّنَ ٱلنَّہَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيۡنَہُمۡ‌ۚ قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ 
Dan pada hari di mana Alloh Subhanahu Wa Ta'ala akan mengumpulkan mereka. Mereka merasa seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada saat itu mereka saling mengenal di antara mereka.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

BIAS Jumat 4 : Macam - Macam Air Yang Diperbolehkan Untuk Bersuci

Photo Credit : blogspot.com
Para sahabat sekalian yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita akan membacakan Kitab Matan Abu Syuja' dalam halaqoh yang ke-4 ini, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kemudahan.
 
Abu Syuja' berkata, Kitaabut Thohaaroh. Ath-Thoharoh secara bahasa adalah an-nazhoofah (أَلنَّظَافَةُ), yaitu kebersihan. Dan secara istilah adalah
 
عِبَارَةٌ عَنْ رَفْعِ الْحَدَثِ وَ إِزَالَةُ النَّجَسِ
Sebuah ibarat dari mengangkat hadats dan menghilangkan najis.
Oleh karena itu, kitab Thaharah, dia ditempatkan pada awal kitab dalam buku-buku fiqih dikarenakan memiliki kaitan yang erat dengan shalat seseorang. Shalat yang dia merupakan rukun Islam kedua, yang shalat diwajibkan bagi setiap muslim dan muslimat, baik sehat maupun yang sakit. Akan tetapi shalat tidak diterima apabila dilakukan tanpa thaharoh.
 
Oleh karena itu, thaharah penting untuk dibahas pertama kali agar shalatnya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Abu Syuja' mengatakan:
 
الْمِيَاهُ الَّتِي يَجُوْزُ بِهَا التَّطْهِيْرُ سَبْعُ مِيَاهٍ

Bahwasanya air yang diperbolehkan untuk digunakan dalam bersuci ada 7 macam :
 
Yang pertama مَاءُ السَّمآءِ, Air langit, yang ini dalilnya adalah dalam surat Al-Anfal 11. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
 
... وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّنَ السَّمَاءِ مَاءً لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ...
Dan Dia Allah Subhanahu Wa Ta'ala turunkan kepada kalian dari langit, air agar kalian bersuci dengan air tersebut.
Yang kedua وَمَاءِ الْبَحْرِ, air laut. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, di dalam hadits tatkala Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ditanya tentang air laut, maka beliau mengatakan:
 
وَالطَّهُورُ ماؤُهُ ، الحِلُّ ميتتُهُ.
Bahwasanya air tersebut suci, airnya suci dan halal bangkainya.
Yang keempat مَاءُ الْبِئْرِ, air sumur. Dalilnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sahal. Tatkala disitu menjelaskan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudhu dari sumur Budho'ah. Mereka para sahabat bertanya,
 
إِنَّكَ تَتَوَضَّأُ مِنْ بِئْرِ بُضَاعَةَ
Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau berwudhu dari sumur Budho'ah.
Yang kelima, وَمَاءُ الْعَيْنِ, ini maknanya setara/semakna dengan air sungai maupun air laut.
 
Yang keenam, وَمَاءُ الثَّلْجِ air salju dan yang ketujuh وَمَاءُ الْبَرَدِ, air embun. Dalilnya adalah dalam do'a iftitah, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم beliau berdo'a:
 
اللهم نَقِّنِي من الْخَطَايَا كما يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ من الدَّنَسِ
Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosa sebagaimana dibersihkannya pakaian putih dari kotoran.
اللهم اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air salju dan air embun
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

Rohmad Adi Siaman


Sumber :
  • Whats App Grup BIAS Group N01-57
  • Catatan Anggota BIAS

BIAS 9 : Adab-Adab Memberi Salam

Photo Credit : tumblr.com
Hadits ketujuh :
 
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: [قَالَ] رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «لِيُسَلِّمِ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ, وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ, وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: «وَالرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي». (٢
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak." [Muttafaqun Alaihi].
Menurut riwayat Muslim: "Dan yang menaiki kendaraan kepada yang berjalan."
Al-Hafizh Ibnu Hajar membawakan hadits dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dimana Abu Hurairah berkata Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
 
لِيُسَلِّمِ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ, وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ, وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ
Hendaknya yang muda memberi salam kepada yang lebih tua, yang berjalan hendaknya memberi salam kepada yang duduk dan yang sedikit memberi salam kepada yang banyak (Muttafaqun 'alaih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِم kata Al-Hafizh Ibnu Hajar dan dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim, kata Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, adalah وَالرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي yaitu yang berkendaraan hendaknya memberi salam kepada yang berjalan).
Hadits ini memberikan penjelasan tentang perkara yang sunnah, tatkala bertemu dua orang muslim atau sekelompok muslim dengan sekelompok yang lainnya. Tentu indah Islam, mengajarkan yang satu memberi salam kepada yang lainnya karena diantara sunnah adalah أَفْشُوْا السَّلاَم (menebarkan salam). Karena menebarkan salam akan menumbuhkan kedekatan ukhuwah islamiyyah dan menambahkan keimanan diantara kaum muslimin.
Diantara adab-adab dalam memberi salam, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan 4 adab:
  1. Yang pertama, kalau bertemu antara yang muda dengan yang tua maka yang muda hendaknya yang dahulu memberi salam. Dan ini menunjukkan akan penghormatan kepada yang tua, yang muda hendaknya menghormati yang tua. Dan yang tua tentunya harus sayang kepada yang muda.
  2. Yang kedua, وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِد orang yang berjalan (yang sedang lewat) hendaknya dia beri salam kepada yang duduk. Ini mengajarkan kesopanan, yang lewat memberi salam kepada yang duduk.
  3. Kemudian yang ketiga وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ, yang jumlahnya sedikit tatkala bertemu dengan jumlahnya yang banyak. Maka yang jumlahnya sedikit menghormati yang jumlahnya banyak dengan mendahului memberi salam kepada mereka.
  4. Kemudian yang keempat وَالرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي, yang naik kendaraan hendaknya memberi salam kepada yang sedang berjalan. Sebagian ulama mengatakan kenapa demikian? Karena orang yang naik kendaraan maka seakan-akan ada sesuatu rasa yang tinggi dalam hatinya entah karena kendaraan yang mewah, bisa jadi, sementara yang berjalan kaki tidak diberi nikmat oleh Allah, memiliki kendaraan. Maka kata para ulama, diantara bentuk syukur dia kepada Allah سبحانه وتعالى, telah diberikan kemudahan dengan diberi tunggangan/kendaraan maka hendaknya dia tawadhu' kemudian dia memberi salam kepada orang yang tidak diberi nikmat oleh Allah berupa kendaraan.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ini semua dijelaskan oleh para ulama hukumnya sunnah, artinya boleh, yang besar dahulu memberi salam kepada yang kecil, boleh yang sedang duduk memberi salam kepada yang berjalan, boleh yang jumlahnya lebih banyak memberi salam kepada yang jumlahnya lebih sedikit, boleh yang sedang berjalan memberi salam kepada yang naik kendaraan.
 
Namun sunnahnya adalah sebaliknya. Jadi ini adalah hukumnya sunnah dan tidak wajib. Terkadang yang lebih tua memberi salam kepada yang kecil dalam rangka agar membuat dirinya tawadhu' dan dalam rangka agar mengajarkan anak-anak kecil menghidupkan sunnah memberi salam. Sebagaimana telah dilakukan oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, merupakan sunnah kita mulai memberi salam kepada anak-anak kecil.
Dalam Hadits Anas Radliyallaahu 'anhu, beliau berkata:
 
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلّى اللّه عليه وسلّم مَرَّ عَلَى غِلْمَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melewati anak-anak, dan Rasulullah memberi salam kepada mereka.
Ini mengajarkan anak-anak menjawab salam, agar sunnah memberi salam hidup. Dan ini untuk mengajarkan tawadhu' kepada kita. Kita yang dahulu, meskipun masih kecil, meskipun lebih muda, kita menunjukkan rasa sayang kita kepada, maka kita yang dahulu memberikan salam sehingga menunjukkan tawadhu' yang ada pada diri kita.
 
Demikianlah ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagian dari adab salam, Insya Alloh kita akan lanjutkan pada kajian selanjutnya.
 
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

Rohmad Adi Siaman


Sumber :
  • Whats App Grup BIAS Group N01-57
  • Catatan Anggota BIAS

BIAS 8 : Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan

Kita sekarang masuk pada halaqoh yang ke-8,
 
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١)
Hadits dari Ibnu 'Abbas Radhiallohu'anhu beliau berkata: Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda: Jika salah seorang dari kalian makan makanan jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat tangannya tersebut. Atau dia menjilatkan tangannya tersebut (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menjelaskan tentang salah satu adab dalam makan. Seorang yang makan hendaknya dia membersihkan makanan. Dan inilah adab Islam yang sangat indah agar kita dijauhkan dari sikap tabdzir, dijauhkan dari sikap kufur kepada nikmat. Bayangkan kalau makanan yang lezat belum habis kemudian kita cuci piring tersebut atau kita cuci tangan kita sehingga mengalirlah makanan tersebut bersama kotoran-kotoran, ini merupakan bentuk dari tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
 
Oleh karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dalam hal makanan, kita berusaha menghabiskan makanan tersebut. Seorang makan sesuai dengan keperluannya. Dan tatkala dia ambil makanan tersebut, maka dihabiskan, jangan sampai ada yang dibuang sehingga dia menjilat sisa-sisa makanan yang ada. Baik yang ada di tangannya ataupun yang ada di piringnya.
 
Maksud Nabi disini bukanlah tatkala sedang makan dijilat-jilat tangannya kemudian dia makan lagi apalagi tatkala sedang makan berjama'ah, tidak. Maksudnya di akhir tatkala selesai makan, selesai makan dibersihkan. Karena dalam hadits Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam mengatakan:
 
إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ
Kalian tidak tahu dibagian mana makanan tersebut yang ada keberkahannya.
Tatkala makanan banyak dihadapan kita, Allah meletakkan barakah di sebagian makanan tersebut, kita tidak tahu dimana barakah tersebut, apakah di awal makanan kita, apakah ditengah makanan kita atau di akhir makanan kita. Dan kalau pas kita mendapati keberkahan makanan tersebut maka ini akan berpengaruh dengan ibadah kita, keberkahan buat kita, sehat, diberkahi oleh Allah makanan tersebut sehingga, buat kita sehat, buat kita semangat untuk beribadah. Ini Allah berikan keberkahan kepada makanan tersebut.
 
Maka seseorang berusaha untuk menghabiskan makanannya sehingga dia bisa pasti mendapat keberkahan makanan tersebut. Karena diajarkan bagi kita untuk menjilat-jilat tangan kita yang masih bersisa-sisa makanan.
 
Demikian juga kata Nabi sholallohu 'alaihi wasallam:
Atau dia jilatkan kepada oranglain (أَوْ يُلْعِقَهَا),
Maksudnya yaitu seperti antara suami dan istri, diantara bentuk rasa cinta suami dan istri, istri terkadang menjilat tangan suaminya atau suami menjilat tangan istrinya. Dan ini diantara perkara yang disunnahkan, tidak jadi masalah kalau mereka sedang makan, mereka saling suap menyuapi diantara mereka, atau saling jilat jari jemari mereka atau antara ayah dengan anak, ini tidak mengapa dan diajarkan dalam Islam.
 
Oleh karenanya, jangan dengarkan perkataan sebagian orang yang merendahkan adab Nabi sholallohu 'alaihi wasallam dalam masalah ini. Mereka mengatakan Apa itu Islam, kok adabnya buruk? Sampai menjilat-jilat jari. Ini adalah perkara yang menjijikkan. Ini tidak benar. aksud Nabi bukan kita menjilat-jilat jari kita tatkala sedang makan bersama tengah makan.
 
Maka maksudnya adalah setelah di akhir makan, untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak ada sedikit makananpun yang kita buang, tapi semuanya kita makan. an kita ingat, masih banyak orang-orang miskin yang kesulitan mendapatkan makan. Masih banyak orang miskin yang kelaparan.
Apakah kita kemudian makan kemudian ada sisanya lalu kita buang? Seandainya sisa-sisa tersebut kita habiskan menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
 
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

Rohmad Adi Siaman


Sumber :
  • Whats App Grup BIAS Group N01-57
  • Catatan Anggota BIAS

HSI 5.31 : Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 1

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia setelah dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Alloh Azza Wa Jalla. Setelah gunung dijalankan dan Bumi diubah oleh Alloh menjadi dataran yang luas terbentang, tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Tidak ada sesuatu yang merupakan penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon dan lain-lain. Maka manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju padang Mahsyar dan dikumpulkan di sana.
 
Wallohu A'lam apakah Bumi tersebut atau padang Mahsyar tersebut adalah Bumi kita sekarang yang diubah sifatnya saja, atau diganti dengan Bumi yang lain. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Ibrohim : 48

يَوۡمَ تُبَدَّلُ ٱلۡأَرۡضُ غَيۡرَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱلسَّمَـٰوَٲتُ‌ۖ وَبَرَزُواْ لِلَّهِ ٱلۡوَٲحِدِ ٱلۡقَهَّارِ 
Yaitu pada hari ketika Bumi diganti dengan Bumi yang lain. Dan demikian pula langit dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap kepada Alloh, Zat Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai segala sesuatu.
Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam bersabda,

ُحْشَرُالنَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِعَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَعَفْرَاءَكَقُرْصَةِنَقِيٍّ قَالَ سَهْلٌ أَوْغَيْرُهُ لَيْسَ فِيْهَامَعْلَمٌ لِأَحَدٍ 
Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas Bumi yang berwarna putih kemerahan, seperti roti bundar pipih yang datar, yang terbuat dari gandum yang bersih, tidak ada tanda bagi seseorang (HR. Bukhari dan Muslim).
Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir. Dan tidak ada seorangpun yang ketinggalan. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Kahfi : 47

وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ ٱلۡجِبَالَ وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ بَارِزَةً۬ وَحَشَرۡنَـٰهُمۡ فَلَمۡ نُغَادِرۡ مِنۡہُمۡ أَحَدً۬ا  
Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat Bumi dalam keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka tidak ada di antara mereka yang Kami tinggalkan.
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan dikumpulkan. Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan diri-sendiri dan tidak memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian adalah Nabi Ibrohim 'Alaihissalam. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
 
Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan dia tidak bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang berkudis atau yang terbuat dari kudis. Hadits shahih riwayat Muslim.
 
Bahkan di padang Mahsyar ini, akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan seluruh hewan-hewan. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-An'am : 38 ketika menyebutkan hewan-hewan yang melata di Bumi dan juga menyebutkan burung-burung, maka Alloh Subhanahu Wa Ta'ala mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan kepada Alloh. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-An'am : 38

ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ يُحۡشَرُونَ 
Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Robb mereka.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.30 : Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat

Photo Credit : vanilailablog.wordpress.com
Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga kehancuran alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah. Seperti laron atau anai-anai yang berhamburan. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Qori'ah : 4

يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ ڪَٱلۡفَرَاشِ ٱلۡمَبۡثُوثِ 
Hari di mana manusia berhamburan seperti laron.
Manusia sangat takut. Seandainya ada ibu yang menyusui, niscaya dia akan lupa dengan anak yang dia susui. Seandainya ada ibu yang sedang hamil, niscaya dia akan langsung melahirkan anaknya. Dan seandainya ada anak kecil, niscaya dia akan menjadi tua. Semua itu adalah karena mereka sangat takut.
Manusia sempoyongan seperti mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Lihat:
  • Surat Al-Hajj : 1-2
  • Surat Al-Muzzammil : 17
Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia. Lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, masing-masing memikirkan keselamatan dirinya sendiri. Lihat Surat 'Abasa : 34-37.
 
Kemudian terdengar seruan, merekapun bersegera menuju penyeru tersebut. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Qomar : 6-8

يَوۡمَ يَدۡعُ ٱلدَّاعِ إِلَىٰ شَىۡءٍ۬ نُّڪُرٍ (٦) خُشَّعًا أَبۡصَـٰرُهُمۡ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ كَأَنَّہُمۡ جَرَادٌ۬ مُّنتَشِرٌ۬ (٧) مُّهۡطِعِينَ إِلَى ٱلدَّاعِ‌ۖ يَقُولُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ هَـٰذَا يَوۡمٌ عَسِرٌ۬ (٨  
Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan. Pandangan-pandangan mereka tertunduk hina, keluar dari kuburan seperti belalang yang bertebaran. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru tersebut, seraya berkata orang-orang kafir, "Ini adalah hari yang sangat sulit."
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut kedatangan hari tersebut, kemudian dia beramal untuknya, maka Alloh Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan rasa aman di dalam menghadapi hari tersebut. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Anbiya : 103

لَا يَحۡزُنُهُمُ ٱلۡفَزَعُ ٱلۡأَڪۡبَرُ وَتَتَلَقَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ هَـٰذَا يَوۡمُكُمُ ٱلَّذِى ڪُنتُمۡ تُوعَدُونَ 
Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut malaikat yang berkata, "Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian."


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.29 : Kejadian Yang Dahsyat Di Hari Kiamat

Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian dahsyat di alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada yg mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Alloh Azza wa Jalla.
 
Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Alloh sehingga menjadi fatamorgana dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti tumpukan pasir yang berterbangan. Atau seperti bulu yang dihamburkan. Lihat :
  • Surat Al-Waaqi'ah : 5-6
  • Surat Muzzammil : 14
  • Surat An-Naba' : 20
  • Surat At-Takwiir : 3
  • Surat Al-Qaari'ah : 5
Bumi yang sebelumnya tenang akan digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan dibentangkan. Kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata, tanpa gunung, tanpa lembah, tanpa pohon. Lihat :
  • Surat Thaaha : 105-107
  • Surat Al-Waaqi'ah : 4
  • Surat At-Takwir : 3
  • Surat Al-Zalzalah : 1
Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api. Lihat :
  • Surat Al-Infithaar : 3
  • Surat At-Takwiir : 6
Langit yang tujuh yang sangat tinggi dan sangat besar, yang Alloh tinggikan tanpa tiang, pada hari itu akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah, dan akan berubah warnanya menjadi warna merah seperti mawar. Lihat :
  • Surat Al-Haqqoh : 16
  • Surat Al-Infithar : 1
  • Surat Al-Insyiqoq : 1
  • Surat Ar-Rahman : 37
  • Surat At-Thur : 9
  • Surat At-Takwiir : 11
  • Surat Al-Furqan : 25.
Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (Surat At-Takwiir : 1). Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (Surat Al-Qiyamah : 8-9). Rosulullohi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat (HR.Bukhari).
Bintang yang sedemikian banyaknya, akan berjatuhan dan lenyap cahayanya. Lihat :
  • Surat Al-Infithaar : 2
  • Surat At-Takwiir : 2
Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya ini terjadi diantara dua tiupan. Allohu a'lam, Alloh yang lebih mengetahui mana yang benar. Yang paling penting bagi kita semua, bahwasanya kita diperintahkan takut dan supaya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.28 : Kebangkitan

Photo Credit : pengusahamuslim.com
Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad, sehingga manusia kembali hidup. Akan digoncangkan Bumi dengan segoncang-goncangnya dan terbuka kuburan manusia. Kemudian keluarlah semua manusia dari kuburnya dalam keadaan hidup. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Az-Zalzalah : 1-3

إِذَا زُلۡزِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ زِلۡزَالَهَا (١) وَأَخۡرَجَتِ ٱلۡأَرۡضُ أَثۡقَالَهَا (٢) وَقَالَ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَا لَهَا  
Apabila Bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya. Dan Bumi mengeluarkan beban-bebannya. Dan berkatalah manusia, "Mengapa Bumi menjadi begini?"
Dan orang yang pertama kali terbuka kuburannya adalah Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam (HR. Bukhori dan Muslim). Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia. Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ 
Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai keadaan dia ketika meninggal dunia (HR. Muslim)
Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya orang yang meninggal dalam keadaan ihram, haji atau umroh, maka akan dibangkitkan dalam keadaan membaca talbiyah (HR. Bukhari dan Muslim). Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang kesurupan yaitu dalam keadaan sempoyongan.Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh : 275

ٱلَّذِينَ يَأۡڪُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّ‌ۚ  
Orang-orang yang memakan riba, tidak bangkit dari kuburnya, kecuali seperti bangkitnya orang-orang yang kerasukan setan.
Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh kebanyakan manusia. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat At-Taghobun : 7

زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْ‌ۚ قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبۡعَثُنَّ 
Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan bangkitkan. Katakanlah, "Bahkan demi Robb-ku, kalian akan dibangkitkan".
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu, manusia akan menyesal. Orang kafir akan menyesal karena tidak beriman. Dan orang beriman menyesal karena tidak maksimal di dalam beramal di Dunia. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita dan orang-orang yang kita cintai, kemudahan dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.27 : Ditiupnya Sangkakala Yang Kedua

Photo Credit : republika.co.id
Setelah tiupan yang pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allohu a'lam, apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun. Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam bersabda di dalam hadits Abu Hurairah:
 
مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ
Jarak antara dua tiupan, empat puluh.
Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari atau 40 bulan atau apakah 40 tahun? Maka beliau (yaitu Abu Hurairah) enggan menjawabnya. Para ulama mengatakan karena tidak mengetahui ilmunya. Dan hadits ini Shahih riwayat Bukhari dan Muslim.
 
Dan diantara dua tiupan inilah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menurunkan hujan yang ringan, yang dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya. Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim. Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi Shallallohu 'alaihi wa Sallam bahwasanya dia tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan. Sehingga terbentuklah manusia kembali dengan izin Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Rosululloh Shallallohu 'alalihi wa sallam bersabda:
 
ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً . فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنَ الإِنْسَانِ شَىْءٌ إِلاَّ يَبْلَى إِلاَّ عَظْمًا وَاحِدًا وَهْوَ عَجْبُ الذَّنَبِ ، وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menurunkan hujan dari langit maka mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya tunas, tidak ada dari badan manusia sesuatu, kecuali akan rusak. Kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dan darinyalah akan akan dibentuk manusia pada hari kiamat (Hadits Shohih diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4554 dan Muslim, no. 5253).
Saudara sekalian, Allah lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dan dialah yang akan membangkitkan manusia setelah matinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Ar Rum: 27
 
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
Dan dialah Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian akan mengembalikan (menghidupkan kembali). Dan menghidupkannya itu adalah lebih mudah bagi Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Setelah terbentuknya jasad semua manusia maka malaikat akan meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan hiduplah manusia serta akan dibangkitkan dari kuburnya. Alloh berfirman dalam Surat Az Zumar: 68
 
ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit dalam keadaan menunggu.


Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy

HSI 5.26 : Ditiupnya Sangkakala Yang Pertama

Photo Credit : gl3a.com
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya Sangkakala. Rosululloh Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya apa itu sangkakala, maka beliau mengatakan,
Tanduk yang ditiup (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).
Beberapa ayat menyebutkan bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak 2 kali. Diantaranya adalah firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala dalam Surat Az Zumar : 68
 
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri, menunggu.
Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari jum'at sebagaimana dalam Shahih Muslim. Dan setiap hari jum'at, hewan-hewan, mereka senantiasa memasang telinga antara waktu subuh sampai terbit matahari, karena takut bila ditiup sangkakala pada hari tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai).
 
Bila terdengar maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki penampungan air untuk minum ontanya maka diapun mati dan matilah semua manusia (HR. Muslim).
 
Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan tidak ada waktu kembali ke keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-masing. Alloh Subhanahu wa Ta'ala dalam berfirman Surat Yasiin: 49-50

مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيۡحَةً۬ وَٲحِدَةً۬ تَأۡخُذُهُمۡ وَهُمۡ يَخِصِّمُونَ (٤٩) فَلَا يَسۡتَطِيعُونَ تَوۡصِيَةً۬ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِمۡ يَرۡجِعُونَ (٥٠ 
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiat pun dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya.

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat makanan ke mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan kerajaan hari itu adalah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala, sekarang telah menuruh sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (Hadits Shahih Riwayat Tirmizi).
 
Rasululloh Shallohu 'Alaihi wa Sallam ketika mengabarkan para sahabat dengan kabar ini, beliau menyuruh para sahabat mengatakan: 
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا
Cukuplah Allah bagi kita, dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita bertawakal (HR.Ahmad).
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :


Rohmad Adi Siaman


Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy