Photo Credit : salampathokan.blogspot.com |
Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi'ah adalah:
Yang ketiga, memanfaat kenikmatan Alloh yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti
kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi,
kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dengan
niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam
bersabda yang artinya,
Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang (HR. Bukhari).
Dalam hadits yang lain Beliau Sholallohu 'Alaihi Wasallam mengatakan yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit Hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Alloh berikan kekayaan kemudian bershoaqoh kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang keempat adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Alloh Subhanahu Wa
Ta'ala. Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Dan
syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam.
Yang kelima adalah bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal sholeh. Karena barang siapa
yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan
bahwasanya orang yang menyekutukan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan
mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka Alloh Subhanahu
Wa Ta'ala akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan (Surat Al-Furqon : 68-70).
Yang keenam memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang
dalam melakukan kewajiban atau lalai dalam mengingat Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Rosululloh Sholallohu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا
Tuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah).
Tuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di
surga.
Yang ketujuh, tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rosululloh Sholallohu 'Alaihi
Wasallam bersabda yang artinya,
Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam tentang sifat mereka. Maka Rosulullh Sholallohu 'Alaihi Wasallam mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah).
Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy
1 komentar:
Jazakalloh khoiron
ReplyPosting Komentar