BIAS 106: Larangan Berbisik Antara Dua Orang Ketika Sedang Bertiga

Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
 
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً, فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الْآخَرِ, حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ; مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذَلِكَ يُحْزِنُه,
Hadits dari Ibnu Mas'ud radhiallohu anhuma beliau berkata: Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda: Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih (HR. Bukhari dan Muslim, ini adalah lafal dalam Shahih Muslim).
Hadits ini menunjukkan tentang agungnya Islam. Bahwa Islam adalah agama yang sempurna mengagungkan segala hal sampai pada perkara-perkara yang mungkin dianggap sepele, seperti adab makan, adab minum, adab yang lain-lain termasuk diantaranya adab bergaul. Disini dapat lihat bagaimana Islam mengatur tatkala seorang sedang bertiga jangan sampai cuma dua orang berkumpul kemudian berbicara berbisik bisik sementara yang ketiga ditinggalkan. Apa sebabnya? Kata Nabi sholallohu 'alaihi wasallam :
 
مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذَلِكَ يُحْزِنُه
Karena perbuatan ini bisa menjadikan orang yang ke-3 bersedih.
Timbul kesedihan dalam dirinya, kenapa dia tidak diajak ngobrol. Dan Islam memperhatikan hal ini, Islam tidak ingin seorang menyedihkan saudaranya. Juga bisa timbul dalam dirinya suuzhan, persangkaan-persangkaan yang buruk, mungkin mereka berdua sedang mengghibahi saya, sedang ngerumpiin saya atau sedang menjelek-jelekkan saya. Timbul persangkaan-persangkaan yang syaithan terkadang mendiktekan kepada orang yang ketiga tersebut. Oleh karenanya, Allah sebutkan dalam Al-Qur'an masalah ini. Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al-Mujaadalah :10
 
إِنَّمَا النَّجْوٰى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
Sesungguhnya najwa (bisik-bisik) dari syaithan untuk menjadikan orang-orang yang beriman bersedih.
Hal ini menyebabkan orang yang ke-3 bersedih. Oleh karenanya bagaimana solusinya? Kata Nabi sholallohu 'alaihi wasallam :
 
حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ
Sampai kalian bercampur dengan (berbaur dengan) manusia.
Kalau sudah bercampur dengan manusia, berkumpul dengan banyak orang maka tidak menimbulkan kesedihan bagi orang ketiga. Dua orang ini ngobrol, orang yang ketiga juga bisa mencari teman ngobrol yang lain maka tidak jadi masalah. Yang jadi masalah jika ada sekumpulan orang kemudian semuanya ngobrol bareng-bareng yang satu tidak diajak. Oleh karenanya meskipun lafalnya disebutkan jika kalian bertiga kemudian dua orang ngobrol dan satunya tidak diajak, tetapi ini mencakup jumlah yang lebih, kata para ulama.
 
Contohnya seperti ada empat orang kemudian tiga orang ngobrol sendiri, kemudian yang satu tidak diajak maka juga termasuk dalam hadits ini. Ini dilarang karena bisa menimbulkan kesedihan bagi orang yang keempat. Demikian juga kalau ada lima orang, kemudian empat orang ngobrol sendiri, yang kelima tidak diajak maka ini juga dilarang karena menyedihkan orang yang kelima dan seterusnya. Karena 'illah (sebab) larangan dari hadits ini adalah jangan sampai membuat sedih orang yang tidak diajak ngobrol tersebut. Jangan sampai timbul persangkaan-persangkaan yang buruk dalam diri orang tersebut.
 
Oleh karenanya para ulama menyebutkan, diantara bentuk najwa yang terlarang adalah jika ada tiga orang kemudian dua orang ini ngobrol dengan bahasa yang tidak dipahami oleh orang ketiga, inipun dilarang. Mereka berdua ngobrol dengan bahasa tertentu, meskipun mereka bertiga dalam kondisi tubuh bersamaan tetapi ngobrol dengan bahasa yang tidak difahami orang ketiga. Ini juga tidak diperbolehkan, karena hukumnya sama, seakan-akan dia tidak diajak ngobrol. Kalau diajak ngobrol, kenapa dengan bahasa yang tidak dia fahami? Akan membuat dia sedih, merasa dia tidak pantas atau merasa ada suatu rahasia berkaitan dengan dirinya atau lainnya, akan datang syaithan mendiktekan hal-hal yang buruk dalam dirinya.
 
Oleh karenanya lihatlah indahnya Islam. Hadits ini sebenarnya hanyalah sekedar sampel, sekedar contoh. Maksudnya jangan sampai seseorang menyedihkan saudaranya. Seorang harus berusaha menjaga perasaan saudaranya baik dia menyedihkan saudaranya dengan perkataannya, perbuatannya, apalagi dengan sikapnya. Mungkin tidak ada ucapan yang buruk dikeluarkan dari mulutnya tapi dengan sikapnya menjadikan saudaranya sedih, inipun tidak boleh. Lihat najwa dalam hadits ini tidak berkait dengan ucapan yang keluar, tapi sikap dua orang yang berbisik-bisik, ini menyedihkan orang yang ketiga. Ini dilarang, apalagi kalau kesedihan tersebut timbul dengan perkataan dan perbuatan.
 
Dan juga hadits ini menunjukkan seseorang dituntut jangan sampai menimbulkan persangkaan-persangkaan yang buruk dalam saudaranya dan sahabatnya.
 
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini :

Rohmad Adi Siaman


Sumber :
  • Whats App Grup BIAS Group N01-57
  • Catatan Anggota BIAS
ADVERTISEMENTS :

Latihan Soal CAT CPNS 2014

Posting Komentar