Kita sekarang masuk pada halaqoh yang ke-8,
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم:
«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١)
Hadits dari Ibnu 'Abbas Radhiallohu'anhu beliau berkata: Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda: Jika salah seorang dari kalian makan makanan jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat tangannya tersebut. Atau dia menjilatkan tangannya tersebut (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menjelaskan tentang salah satu adab dalam makan. Seorang
yang makan hendaknya dia membersihkan makanan. Dan inilah adab Islam yang sangat indah agar kita dijauhkan dari sikap tabdzir, dijauhkan
dari sikap kufur kepada nikmat. Bayangkan kalau makanan yang lezat belum habis kemudian kita cuci
piring tersebut atau kita cuci tangan kita sehingga mengalirlah makanan tersebut bersama kotoran-kotoran, ini merupakan bentuk dari
tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Oleh karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada
kita. Dalam hal makanan, kita berusaha menghabiskan makanan tersebut. Seorang makan sesuai dengan
keperluannya. Dan tatkala dia ambil makanan tersebut, maka dihabiskan, jangan sampai ada yang dibuang sehingga dia menjilat sisa-sisa
makanan yang ada. Baik yang ada di tangannya ataupun yang ada di piringnya.
Maksud Nabi disini bukanlah tatkala sedang makan dijilat-jilat tangannya kemudian dia makan lagi apalagi
tatkala sedang makan berjama'ah, tidak. Maksudnya di akhir tatkala selesai makan, selesai makan dibersihkan. Karena dalam hadits Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam mengatakan:
إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ
Kalian tidak tahu dibagian mana makanan tersebut yang ada keberkahannya.
Tatkala makanan banyak dihadapan kita, Allah meletakkan barakah di sebagian makanan tersebut, kita tidak
tahu dimana barakah tersebut, apakah di awal makanan kita, apakah ditengah makanan kita atau di akhir makanan kita. Dan kalau pas kita mendapati keberkahan makanan tersebut maka ini akan berpengaruh dengan ibadah kita, keberkahan
buat kita, sehat, diberkahi oleh Allah makanan tersebut sehingga, buat kita sehat, buat kita semangat untuk beribadah. Ini Allah berikan
keberkahan kepada makanan tersebut.
Maka seseorang berusaha untuk menghabiskan makanannya sehingga dia bisa pasti mendapat keberkahan makanan
tersebut. Karena diajarkan bagi kita untuk menjilat-jilat tangan kita yang masih bersisa-sisa
makanan.
Demikian juga kata Nabi sholallohu 'alaihi wasallam:
Atau dia jilatkan kepada oranglain (أَوْ يُلْعِقَهَا),
Maksudnya yaitu seperti antara suami dan istri, diantara bentuk rasa cinta suami dan istri, istri
terkadang menjilat tangan suaminya atau suami menjilat tangan istrinya. Dan ini diantara perkara
yang disunnahkan, tidak jadi masalah kalau mereka sedang makan, mereka saling suap menyuapi diantara mereka, atau saling jilat jari
jemari mereka atau antara ayah dengan anak, ini tidak mengapa dan diajarkan dalam Islam.
Oleh karenanya, jangan dengarkan perkataan sebagian orang yang merendahkan adab Nabi sholallohu
'alaihi wasallam dalam masalah ini. Mereka mengatakan Apa itu Islam, kok adabnya buruk? Sampai menjilat-jilat jari. Ini adalah
perkara yang menjijikkan. Ini tidak benar. aksud Nabi bukan kita menjilat-jilat jari kita tatkala
sedang makan bersama tengah makan.
Maka maksudnya adalah setelah di akhir makan, untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak ada sedikit makananpun yang kita buang, tapi semuanya kita makan. an kita ingat, masih banyak orang-orang miskin yang kesulitan mendapatkan makan. Masih banyak orang miskin yang
kelaparan.
Apakah kita kemudian makan kemudian ada sisanya lalu kita buang? Seandainya sisa-sisa tersebut kita
habiskan menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Anda dapat mendownload audio kajian di atas dengan mengklik link di bawah ini
:
Sumber :
-
Whats App Grup BIAS Group N01-57
-
Catatan Anggota BIAS
Posting Komentar